Friday, April 23, 2010 0 comments

Bahasa Tubuh = Omzet (1)

Bahasa Tubuh = Omzet


Ketika anda berjalan di lorong-lorong toko di sebuah pusat grosir , yang saat ini menjamur di berbagai kota besar di Indonesia, anda akan di sapa oleh para pramuniaga’
“ Cari apa Kak? Masuk saja dulu. Ada ukurannya koq”
Begitupun, Ketika anda pindah ke lorong lain, sapaan yang di dapat sama saja.
Mungkin dengan sedikit variasi,
“Cari apa Kak? Lihat-lihat saja dulu. Ada barang baru nih.”

Adakah yang salah dengan kalimat sapaan tersebut?
Tidak ada, tentu saja.
Kalimat tersebut berisi pertanyaan akan kebutuhan calon konsumen, undangan untuk masuk ke dalam toko serta menjelaskan bahwa produk yang didisplay hanya contoh produk sehingga masih dimungkinkan untuk mendapatkankan barang sesuai kebutuhan calon konsumen.
Mengenai panggilan “Kakak” yang digeneralisir, meskipun anda mungkin lebih muda, seumuran, atau jauh lebih tua dari si Pramuniaga, masih bisa di maklumi. Mengingat banyak juga para perempuan yang risih di panggil “ Tante” ( kapan aku kawin dengan Oom- mu?), Mbak (emangnya aku orang Jawa? – Maaf, tidak bermaksud SARA) atau Ibu ( ya ampun, setua itukah diriku?? )

Namun, jika anda punya sedikit waktu untuk melipir ke sudut dan memperhatikan tingkah polah para pramuniaga tersebut, anda akan mendapati kata-kata yang di ucapkan sama persis, berulang-ulang, tanpa intonasi, tanpa memandang lawan bicara .
Buat telinga saya , mendengar sapaan mereka seperti mendengar kaset rekaman.

Bayangkan, saat anda melewati lorong-lorong toko sambil mengobrol dengan teman berbelanja anda, akankah anda menoleh kedalam toko si pramuniaga karena tertarik oleh sapaannya tersebut?

Ketika soft – opening “Jasmine’s Corner “ ( sambil numpang promosi nih), karena dikejar deadline beberapa hari lagi akan melahirkan, saya belum sempat memberikan pelatihan Selling Skill kepada Pramuniaga kami.
Namun, saya diam-diam mengamati mereka ketika melayani (calon) pembeli.

Kesimpulan saya adalah BAHASA TUBUH sangat mempengaruhi dalam closing sebuah penjualan.

1. Ucapkan salam / sapaan dengan tegas, ramah , tulus dan langsung menatap mata calon customer anda

2. Mungkin anda terlihat sabar dalam melayani , tapi ketika anda “kepergok” sedang menarik napas panjang di sela berbagai macam pertanyaan Customer, menandakan bahwa anda kewalahan dalam menghadapinya. Dapat menyebabkan customer malas bertanya lebih lanjut mengenai produk anda.

3. Anda terlihat mendengarkan dan memperhatikan pertanyaan/ komplain dari customer, namun saat sedetik anda terlihat menarik sebelah ujung bibir ke atas (biasanya sebelah kiri), menunjukkan anda tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh customer anda.

4. Untuk meyakinkan customer akan isi ucapan anda, beri penekanan intonasi (jangan berlebihan) , anggukan kepala dan kedipkan mata (cukup setengah detik, dan jangan sebelah mata yaa..) pada bagian kalimat yang akan anda tekankan.

5. Bila anda tidak mengizinkan customer melakukan sesuatu, ucapkan dengan ramah, tegas dan dengan alasan yang kuat.
Misalnya, “ Maaf Bu, kaos ini tidak dapat dicoba karena bahannya mudah melar. Mungkin Ibu bisa mencoba baju yang ini. Ukurannya sama koq, Bu “. Akan lebih baik hasilnya, dibanding anda mengizinkan customer mencoba kaus tersebut , namun anda menunjukkan mimik terpaksa dengan bibir terkatup rapat.

6. Jawablah pertanyaan dari Customer dengan segera, jelas , dan yakin. Jawaban yang bernada mengambang akan menyebabkan customer merasa anda tidak menguasai produk atau berbohong.

7 . Jangan mau terpancing dengan “hasutan” customer terhadap barang / harga dari “ toko sebelah”. Counter kalimat hasutan tsb dengan ramah, dan yakinkan bahwa barang yang kita jual adalah barang yang bermutu baik dengan harga yang reasonable

8. Jangan sekali-sekali menjelek-jelekan kompetitor.


Lalu apa hubungan 8 poin diatas dengan Omzet?
Hehehe, coba anda lakukan dulu 8 poin tersebut dalam melayani Customer anda, lalu lihat apa yang terjadi (Mario Teguh Mode)

Sementara, sharing saya kali ini sampai disini dulu. Lain kali dibahas lebih lanjut, InsyaAllah.


Rinny Ermiyanti
 
;