Thursday, June 29, 2023 0 comments

Sifat-sifat Zodiak Capricornus

 Gambaran umum tentang karakteristik perempuan dengan zodiak Capricornus. Namun, penting untuk diingat bahwa sifat seseorang tidak hanya ditentukan oleh zodiak mereka, tetapi juga oleh berbagai faktor lainnya seperti latar belakang pribadi, pengalaman hidup, dan lingkungan. Meskipun demikian, berikut adalah beberapa sifat umum yang sering dikaitkan dengan perempuan Capricornus:

1. Ambisius: Perempuan Capricornus cenderung memiliki ambisi yang kuat. Mereka memiliki tujuan jangka panjang dan berdedikasi untuk mencapai kesuksesan dalam hidup mereka.

2. Disiplin: Mereka biasanya memiliki sifat yang disiplin dan bertanggung jawab. Mereka memiliki kemampuan untuk membuat rencana yang teratur dan bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka.

3. Mandiri: Perempuan Capricornus umumnya mandiri secara emosional dan tidak bergantung pada orang lain. Mereka mampu mengatasi tantangan hidup dengan kekuatan internal mereka sendiri.

4. Tekun: Mereka memiliki ketekunan dan ketabahan yang kuat. Mereka mampu menghadapi rintangan dengan tekad yang tinggi dan tidak mudah menyerah.

5. Praktis: Perempuan Capricornus cenderung bersifat praktis dan realistis. Mereka mampu memandang situasi dengan objektivitas dan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan logika.

6. Konservatif: Mereka memiliki nilai-nilai tradisional dan sering kali memegang teguh prinsip-prinsip yang telah mereka tetapkan. Mereka mungkin menjadi skeptis terhadap perubahan yang cepat dan lebih suka stabilitas.

7. Penuh tanggung jawab: Perempuan Capricornus sering kali merasa bertanggung jawab terhadap tugas-tugas dan komitmen mereka. Mereka dapat diandalkan dan berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam segala hal yang mereka lakukan.

Disclaimer: Ini hanyalah gambaran umum, dan karakteristik ini mungkin tidak sepenuhnya berlaku untuk setiap perempuan dengan zodiak Capricornus. Setiap individu memiliki keunikan dan keberagaman sendiri.


Rinny Mirari Ermiyanti

0 comments

Membahas Masa Depan Teknologi Nirkabel: Mengupas Potensi dan Tantangan 6G


Oleh Rinny Ermiyanti 

Pendahuluan

Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi telekomunikasi telah mengalami lonjakan besar. Dari generasi ke generasi, kita telah menyaksikan kemajuan yang luar biasa dalam konektivitas nirkabel, mulai dari 1G hingga 5G. Saat ini, industri telekomunikasi sedang bersiap untuk mendorong batas-batas inovasi dengan memasuki era yang diantisipasi dengan penuh harapan: 6G. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi potensi dan tantangan teknologi 6G yang menarik ini.


1. Pengantar 6G


Seiring dengan adopsi yang semakin meluas dari teknologi 5G, industri telekomunikasi telah mulai merenungkan tentang apa yang akan datang. 6G dipandang sebagai generasi berikutnya dalam konektivitas nirkabel, yang diperkirakan akan memberikan peningkatan yang luar biasa dalam hal kecepatan, latensi, kapasitas, dan keandalan. Dalam upaya untuk menjawab tantangan kompleks masa depan, riset awal tentang 6G telah dimulai di seluruh dunia.


2. Potensi Teknologi 6G


a. Kecepatan dan Latensi Super Cepat: Salah satu aspek paling menarik dari 6G adalah janji untuk meningkatkan kecepatan dan mengurangi latensi. Diperkirakan bahwa 6G dapat menghadirkan kecepatan tera-bit per detik, yang akan memungkinkan transfer data yang hampir instan. Ini berarti pengunduhan dan streaming konten dengan resolusi tinggi akan menjadi lebih cepat dan lebih lancar daripada sebelumnya.


b. Konektivitas yang Lebih Luas: 6G diharapkan dapat menyediakan konektivitas yang lebih luas daripada pendahulunya. Jaringan 6G akan memperluas cakupan untuk mencakup daerah-daerah terpencil dan terisolasi, serta dapat menyediakan konektivitas di lautan yang lebih dalam dan antariksa.


c. Ketersediaan yang Terus Menerus: 6G diharapkan dapat memberikan konektivitas yang terus menerus dan sangat andal. Ini akan menghadirkan tantangan dalam hal ketersediaan spektrum frekuensi yang memadai dan pengelolaan daya yang efisien.


d. Peningkatan Dalam Komputasi Masa Nyata: Dengan kecepatan dan latensi yang ditingkatkan, 6G dapat membuka pintu bagi komputasi masa nyata yang lebih canggih. Aplikasi seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), realitas campuran (MR), dan komputasi tepi (edge computing) akan menjadi lebih imersif dan responsif.


3. Tantangan Implementasi 6G


a. Spektrum Frekuensi yang Terbatas: Salah satu tantangan utama dalam pengembangan 6G adalah ketersediaan spektrum frekuensi yang memadai. Frekuensi tinggi yang dimanfaatkan oleh 6G memiliki cakupan yang terbatas dan sensitif terhadap interferensi. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam penggunaan frekuensi yang ada serta penelitian yang mendalam untuk menemukan solusi baru dalam penggunaan frekuensi yang lebih tinggi.


b. Teknologi Antena yang Lebih Maju: Karena frekuensi yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih tinggi, teknologi antena yang lebih maju akan menjadi kunci dalam implementasi 6G. Diperlukan pengembangan antena yang lebih kecil, lebih efisien, dan lebih adaptif untuk memungkinkan jaringan 6G yang dapat diandalkan dan cepat.


c. Keamanan dan Privasi: Dalam era konektivitas yang semakin luas, keamanan dan privasi data menjadi faktor kritis. Dalam mengembangkan 6G, perhatian yang serius harus diberikan pada perlindungan terhadap serangan siber, pengelolaan identitas digital, enkripsi data, dan privasi pengguna yang kuat.


d. Aspek Ekologis: Dalam mempertimbangkan implementasi 6G, penting untuk memperhatikan dampak lingkungan. Penggunaan energi yang efisien dan manajemen sumber daya yang bijaksana harus menjadi prioritas dalam desain dan operasionalisasi jaringan 6G untuk mengurangi dampak lingkungan.


e. Keterlibatan dan Regulasi: Karena 6G melibatkan perubahan mendasar dalam infrastruktur telekomunikasi, keterlibatan dan koordinasi antara industri, pemerintah, dan lembaga lainnya akan menjadi penting. Pembuatan kebijakan yang efektif dan regulasi yang tepat akan mendukung perkembangan dan adopsi yang lancar dari teknologi 6G.


4. Kolaborasi Global dalam Riset 6G


Penting untuk dicatat bahwa riset 6G tidak hanya menjadi agenda satu negara atau satu perusahaan. Inisiatif kolaborasi global telah dibentuk untuk mengumpulkan para pakar, akademisi, industri, dan pemerintah dari seluruh dunia dalam mengembangkan visi dan kerangka kerja yang konsisten untuk 6G. Upaya ini termasuk pertemuan konferensi, forum standar, dan proyek penelitian bersama yang bertujuan untuk memastikan kesinambungan dan interoperabilitas teknologi 6G di seluruh dunia.


Kesimpulan


Meskipun masih dalam tahap awal pengembangannya, teknologi 6G menjanjikan perubahan yang signifikan dalam cara kita berkomunikasi dan terhubung satu sama lain. Kecepatan, latensi, kapasitas, dan keandalan yang ditingkatkan akan membuka pintu bagi inovasi dan aplikasi baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Namun, tantangan teknis dan regulasi yang kompleks harus diatasi sebelum 6G dapat diimplementasikan secara luas. Dengan kolaborasi global yang kuat dan penelitian yang terus menerus, kita dapat mempersiapkan diri untuk era baru konektivitas nirkabel yang revolusioner ini.

Friday, November 14, 2014 0 comments

Konsumen Tidak Butuh Produk Anda

Seberapapun bagus dan canggihnya sebuah produk, bisa saja produk tersebut tidak akan laku dijual.
Mengapa?
Karena pada dasarnya pembeli tidak butuh "produk". Mereka butuh "kenyamanan".

Salah satu contohnya adalah sekotak tissue.
Di tas ,di mobil, di rumah bahkan hingga ke kamar mandi kita selalu menyediakan tissue. Padahal dulu kita ngga merasa butuh,tuh.
Saat kita merasa perlu melap atau menghapus sesuatu. Ingus, keringat, tetesan air di meja kita biasanya melap dengan kain. (ingat, saat kecil kita melap ingus dengan lengan baju? hiiii)

Lalu kapan mulai merasa butuh tissue?
Kita mulai merasa butuh tissue ketika para Pembuat Strategi Marketing pabrik tissue berhasil meyakinkan dan merasuk ke pikiran kita bahwa melap dengan kertas tissue itu lebih bersih dan lebih higienis.

Ok. Kita melap segala kotoran dengan kertas tissue.

Namun, ternyata pabrik kertas tissue menerima berbagai macam pulp (bubur kertas) dengan berbagai macam 'grade' sesuai jenis kayu yang tersedia pada musim tersebut. Sehingga kertas tissue yang dihasilkan berbeda 'grade'nya. Maka para Ahli Marketing mereka berpikir keras lagi untuk menjual produk tersebut.

Akhirnya, sekarang kita dengan suka rela menerima kenyataan bahwa kertas tissue untuk wajah berbeda dengan tissue untuk toilet, berbeda juga untuk tissue dapur, dan berbeda dengan tissue untuk melap piring . Dan seterusnya.

Kembali lagi, jika sejak awal para Tenaga Penjual hanya menawarkan kertas tissue, tanpa upaya menanamkan bahwa "kita butuh tissue agar bersih (berarti merasa nyaman) apakah kita bersedia mengeluarkan uang hanya untuk membeli lembaran kertas tipis tersebut?

Jadi, apakah konsumen anda merasa nyaman menggunakan produk anda, sehingga mereka butuh untuk membeli lagi dan lagi?
Sunday, March 16, 2014 0 comments

Kratifitas Penting Dalam Berbisnis



Kreatifitas disebut-sebut sebagai salah satu modal utama dalam berbisnis. Mengapa? Pengalaman pengusaha sukses sudah membuktikan bahwa yang penting dalam bisnis bukanlah uang, melainkan kreatifitas. Idealnya, kreativitas itu menjadi budaya di semua bidang usaha, apa pun jenisnya. Dengan berpikir kreatif, hasilnya akan lebih baik. Tapi, jangan hanya menjadi berbeda. Berbeda itu harus ada alasannya, harus bisa dijelaskan. Tidak boleh bilang, “Ya, supaya beda aja.”
Misalnya, kenapa ada pengusaha yang berani menjual wagyu steak dengan konsep warung? Padahal, secara teori, wagyu yang tergolong produk mahal harusnya hanya bisa ditemukan di tempat mahal pula. Alasannya, yang dijual kan kenikmatan menyantap daging wagyu yang empuk. Selain itu, agar bisa menjangkau lebih banyak konsumen.

Kreatifitas dalam bisnis perlu diterapkan dalam berbagai aspek. Tak hanya dari segi produk. Mulai dari lokasi, promosi, CSR, hingga SDM perlu dipikirkan secara kreatif. Membuka tempat makan, misalnya, tak harus menempati food court sebuah mal ternama. Di bengkel cuci mobil (saat malam hari tentunya dia tutup), juga bisa. Soal promosi, dulu Martha Tilaar tak langsung bisa pasang satu halaman iklan di harian ternama. Awalnya, dia mendekati agen koran dekat lokasi salonnya, lalu menitipkan flyer untuk diselipkan di dalam koran.
 
Dalam hal servis? Bisa juga. Ada sebuah toko sepatu online yang konsepnya mirip Amazon.com. Bedanya, ketika konsumen merasa tidak puas saat menerima sepatu pesanannya, ongkos kirim ditanggung oleh toko. Pengusaha sepatu itu memahami bahwa konsumen punya rasa khawatir, bagaimana jika sepatunya tidak cocok. Sebab, biasanya membeli sepatu kan harus dicoba terlebih dulu. Lalu, ongkos kirim diambil dari mana? Dipotong dari biaya marketing. 

Soal jam buka saja, Anda bisa kreatif. Di Yogyakarta, siapa, sih, yang tak mengenal gudeg. Saat malam tiba, di sepanjang Jalan Malioboro, banyak sekali penjaja kaki lima yang menjual gudeg. Tapi, ada satu kedai gudeg di sebuah gang sempit. Dalam waktu kurang dari dua jam, gudeg sudah ludes. Padahal, tempat makannya biasa  banget.  Namun, dia berbeda, karena hanya buka menjelang tengah malam. Ditambah lagi, pengunjung boleh masuk dan mengantre langsung di dapur. Hasilnya, yang parkir di jalan dekat gang pun mobil-mobil mewah. 

Dan… kreativitas ini tak hanya untuk segelintir usaha saja. Pada dasarnya, setiap bisnis adalah bisnis kreatif. Bukan hanya industri kreatif saja yang harus kreatif. Bahkan, bank yang punya banyak regulasi ketat, bisa, kok, menjadi kreatif. Misalnya, di bidang CSR (Corporate Social Responsibility). 

*Saya posting juga di Rinny's Diary*
Sunday, March 2, 2014 0 comments

Tiga Prinsip Menguasai "Mobile Marketing" di 2014



Pada November 2012, Mark Plus Insight dalam “Netizen Survey 2012 “melaporkan bahwa 61.1 juta  masyarakat Indonesia menggunakan internet melalui ponsel cerdas. Begitupun menurut eMarketer.com, pada tahun 2013 , 24% masyarakat Indonesia mengakses internet melalui ponsel, dan 42,6%  diantaranya yang menggunakannya untuk berbelanja online. Pada survey tersebut juga diketahui bahwa 25,8% dari seluruh penjualan online selama akhir pekan dilakukan dengan bantuan ponsel

Untuk berhasil dalam ‘mobile marketing di tahun 2014 ini, Anda harus menguasai tiga prinsip berikut : SEGERA, SEDERHANA, dan KONTEKS IKLAN.
 
1. SEGERA
 
Kita telah menjadi masyarakat on-demand’. Ponsel adalah media on-demand’. Pengguna internet menginginkan informasi yang mudah diakses. Semua ‘orang marketing’ paham bahwa keputusan membeli diambil dalam hitungan menit begitu calon pelanggan menemukan kecocokan dengan produk yang ditawarkan. Bahkan, menurut Google, 63% transakti terjadi dalam waktu satu jam sejak dari pencarian awal.



Metode ‘mobile marketing’ mempercepat konsumen pengambilan keputusan sekaligus memungkinkan pemasar untuk mempengaruhi keputusan-keputusan lebih cepat dari sebelumnya .
Maka. cocokkan kampanye iklan anda dengan perilaku konsumen.   Begitupun, sesuaikan platform tempat anda beriklan (facebook, twitter,dan sebagainya)  dengan data profil pelanggan anda. Jika Pelanggan anda suka dengan gambar-gambar detail produk , maka pilihlah Facebook atau Instagram sebagai tempat anda beriklan. Sedangkan Twitter adalah media yang cocok jika anda ingin menyampaikan flash-news produk anda.

2. SEDERHANA



Pastikan website anda sudah mobile-optimized. Menurut penelitian, 40 %  pengakses internet akan meninggalkan sebuah website jika membutuhkan lebih dari tiga detik untuk tampil di layar ponsel. Jadi , Anda harus menyajikan informasi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna dengan beban data yang ringan. Website sebaiknya hanya menampilkan hal-hal yang menyangkut informasi produk, lokasi toko, FAQ, konten bermanfaat atau bentuk layanan pelanggan. Beban data yang terlalu berat akan membuat website anda lambat terakses.

3. KONTEKS  IKLAN YANG TEPAT


Pastikan poin-poin yang anda sampaikan dalam website atau iklan harus relevan dengan harapan konsumen terhadap produk anda. Misalnya seseorang yang membeli sebuah mobil tentu mengharapkan adanya layanan purna jual . Maka produsen mobil bisa mengiklankan tentang jaminan perawatan berkala, diskon cuci mobil, atau ketersediaan suku cadang.

Untuk mengetahui kebutuhan pelanggan terhadap konten mobile marketing anda, maka dibutuhkan data dan riset  tingkah laku konsumen sehingga anda bisa menonjolkan konten penawaran yang menarik.  


Pesan iklan yang tepat waktu , disajikan dengan jelas , dan dalam konteks yang benar - akan membantu keberhasilan usaha anda  dalam era  mobile marketing  ini 
 

















...Bersambung








 









Monday, December 9, 2013 0 comments

Tips Sukses bagi Bisnis ' Start-Up'






Ada begitu banyak ketidakpastian ketika memulai bisnis Anda sendiri. Beberapa pertanyaan yang sering mengganggu diantaranya adalah: akankah orang membeli produk saya? Apakah layanan kami lebih baik dari pesaing? Haruskah saya berhenti dari pekerjaan saya sekarang untuk memulai usaha ini?

Nyaris semua pengusaha pemula merasa khawatir jika usahanya kelak tidak sukses. Richard Branson dalam salah satu seminar onlinenya mengatakan,”  Ada beberapa tips agar bisnis ‘start-up’ anda sukses. Pertama, sebagai pengusaha, anda harus mengenal target market usaha dengan sebaik mungkin . Kedua, juallah produk atau layanan yang berbeda dari pesaing, dan bersainglah secara sehat . Ketiga, produk atau layanan yang akan anda jual harus dapat memberikan manfaat lebih banyak dibanding produk atau layanan yang sudah ada. Keempat,  pengusaha harus bisa menonjolkan produknya lebih dari produk pesaing, Kelima , dapatkan sebanyak mungkin masukan dari pelanggan tentang produk atau layanan yang dijual. Bandingkan dengan produk atau layanan pesaing.

Nah, anda akan mulai berbisnis? Silakan perhatikan dan meniru tips tersebut.
Tuesday, October 1, 2013 1 comments

6 Tips Beriklan di Media Sosial


Media sosial  menjadi salah satu cara terbaik untuk menyampaikan materi promosi kita kepada masyarakat secara cepat dan masif.  Dengan sekali tekan tombol “ENTER” maka pesan yang kita kirim akan diterima oleh relasi kita sekaligus teman-teman mereka. Bayangkan jika kita memiliki 1000 orang follower pada laman media sosial, lalu ada 100 orang yang me-replay quote kita ,  maka 1000 orang plus ribuan orang teman dari 100 orang yang mereplay tadi akan membaca apapun yang kita tulis. Tidak jarang para pembaca ’ikutan’ ini bisa menjadi follower berikutnya.

Berikut ada 6 tips beriklan di media sosial:
1.      Gunakan kalimat sederhana
Agar usaha terlihat hebat, anda menampilkan materi iklan dalam kalimat yang panjang ditambahi dengan data-data statistik.  Ingat, anda sedang beriklan, bukan menulis jurnal ilmiah. Sampaikan materi iklan anda dalam kalimat sederhana dan tepat sasaran

2.      Visualisasikan
Orang lebih tertarik pada gambar-gambar dibandingkan narasi. Jadi, lebih baik visualisasikan iklan anda. Boleh dalam bentuk foto-foto ataupun video.

3.      Bercerita
Orang juga lebih tertarik mendengarkan sebuah cerita dibandingkan ’petuah’. Misalkan anda menjual produk herbal, dibanding anda ’berbusa-busa’ menjelaskan khasiat produk anda dengan kandungan bahan-bahan yang terbukti manjur, akan lebih menarik jika materi iklan anda dalam bentuk video testimoni para pengguna produk anda.

4.      Pilih media sosial yang tepat
Sekarang banyak sekali sosial media yang bisa anda pilih : facebook,   twitter, linkedin, pinterest, youtube,slideshare dll. Sesuaikan dengan bentuk materi promosi anda dan tujuan promosi.

5.      Tulislah Apa Adanya
Berpromosi adalah mengumuman kepada masyarakat manfaat yang bisa diperoleh dari membeli sebuah produk. Dalam materi promosi Anda bisa saja menutup- nutupi kelemahan produk anda sekarang. Namun, begitu customer datang dan membeli produk tersebut, cepat atau lambat kelemahan produk anda segera akan menyebar.  Anda tentu tidak ingin menunggu ledakan komplain, bukan?.
Kita bisa mencoba mencontoh pada disclaimer produk kosmetik.

6.      Bekerja sama
Bergabunglah dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki visi atau tujuan promosi yang sama. Di media sosial Anda bisa berbagi hashtag  sehingga tujuan gerakan anda lebih cepat tercapai. Misalny,a gerakan #AyoSarapanPagi yang diadakan oleh perusahaan cereal besar dan sebuah tabloid wanita


Tuesday, September 24, 2013 0 comments

ARLOJI SWISS, NOKIA DAN KODAK



Oleh Rhenald Kasali

Pada tahun 1960-an dipergelangan tangan manusia nyaris hanya ada arloji “made in Swizerland.” Jam tangan buatan Swiss itu menguasai market share di atas 60 persen. Tetapi tahun 1980-an market share-nya tinggal 15 persen
Pada tahun1970-an , dunia hanya mengenal film roll merek Kodak dan Fuji. Kini Kodak sudah tiada, sedangkan Fuji berevolusi ke dunia digital (lab, health, dan lain-lain). Beberapa tahun lalu, kita juga menyebut Nokia sebagai “HP sejuta umat", tetapi minggu lalu kita mendengar divisi handset Nokia diakusisi Microsoft.
Apa yang tengah terjadi dengan Strong Brand itu? Bukankah di Indonesia juga ada ribuan strong brand yang tinggal kenangan?
Ketika berhadapan dengan menurunnya Revenue from Sales, biasanya eksekutif mempersoalkan marketing. Yang satu mengutak-atik branding, yang lain membongkar sales, komisi penjualan, packaging dan seterusnya. Padahal masalahnya bisa jadi bukan di situ. Masalahnya bukan inside the “odds”, melainkan sesuatu yang telah berubah.

Nokia

Siapa yang tak kenal Nokia? Selain pernah menjadi sahabat banyak orang di sini, Nokia adalah Harvard business case study yang sangat menarik. Ia beralih dari merek sepatu menjadi ponsel dengan pendekatan “human touch” dan “connecting people.” Bentuknya jauh lebih fashionable daripada pesaing-pesaingnya: Motorola atau Ericsson.
Dari Nokialah, di Harvard, para eksekutif belajar cara membangun keunggulan daya saing. Ya daya saing perusahaan, daya saing negara (Finland), hingga bagaimana policy makers membangun kluster, industri-industri pelengkap dan kebijakan yang pro-business sehingga menciptakan lapangan kerja yang produktif dan kreatif. Kita berpikir, sekali daya saing didapat maka dengan prinsipitu akan di dapat sustainability. Dan itu artinya kesejahteraan.
Tetapi minggu lalu, Microsoft mengakusisi divisi handset Nokia dengan nilai 7,2 miliar dollar AS. Para investor bereaksi negatif, karena keduanya, baik Microsoft maupun Nokia, sama-sama sedang berada dalam kubangan kesakitan. Semua orang tahu, penjualan PC dunia sedang drop, sehingga Microsoft perlu beralih ke bisnis mobile devices. Artinya industrinya sendiri tengah berubah.
Namun Nokia sendiri seperti juga tengah berada dalam kubangan kesulitan yang sama. Global market share –nya mengerucut, tinggal 15 persen. Ketika kesulitan terjadi, eksekutif Nokia melakukan hal serupa seperti perusahaan-perusahaan lainnya: Mengutak-atik keunggulan brand-nya. Mereka lalu menjalin hubungan dengan Microsoft, yang tertarik menggunakan software windows phone. Tetapi solusi ini keliru. Brand Microsoft tak mampu membuat Nokia lebih baik. Pasar telah beralih ke Android dan Nokia selalu terlambat menanggapinya. Bagi sebagian besar analis, akuisisi ini juga tak mampu menjadikan Microsoft seperti Apple yg telah terlanjur memiliki loyalis dalam kategori mobile devices.
Kekacauan seperti di Nokia juga pernah terjadi di Kodak beberapa tahun yang lalu, tak lama setelah masa-masa sulit industri roll film di 1970-1980 an yang terjadi akibat kenaikan harga perak (bahan baku processing lab photography yang penting). Kendati di tahun 1980an harga perak telah kembali stabil, eksekutif Kodak memilih duduk manis. Padahal pada tahun 1980-an Sony mulai menjelajahi kamera digital, dan Fuji segera menangkap peluang itu.
Di bawah Minoru Onishi, Fuji menambah dana riset untuk teknologi digital. Pada tahun 1999, total investasi risetnya di area ini mencapai  2 miliar dollar AS. Sehingga pada tahun 2003, mereka telah memiliki lebih dari 5.000 digital processing labs. Mereka juga menjelajahi dunia kesehatan (rontgent), office automation, dan manufactur untuk floppy disk.
Bagaimana reaksi Kodak? Kodak masih berkutat di seputar marketing: branding, location, pricing, packaging, advertising dan seterusnya. Ketika Fuji telah menguasai digital lab processing, Kodak baru memiliki beberapa puluh unit saja. Inilah awal kemunduran Kodak, dengan resiko brand yang kuat pun bisa mati kalau hanya menjalankan marketing strategy saja. Sales drop bukanlah melulu akibat marketing salah, melainkan sesuatu telah berubah.
Reaksi serupa juga terjadi di Modern Group, distributor tunggal roll film Fuji di sini. Modern Group juga mengalami kesulitan ketika bisnis roll film tak lagi digemari pasar. Sales revenue nya dalam bisnis ini drop dari Rp 2 triliun (2002) tinggal menjadi hanya Rp 212 miliar (2010) dan terus merosot. Beruntung mereka segera beruba. Di bawah Henry Honoris, Modern Grup menjelajahi dunia baru dengan bussines model 7 Eleven yang sama sekali baru, yang dilengkapi dengan fasilitas nongkrong anak muda. Bisnis inilah yang kini menyelamatkan Modern Group.

Analisis Industri
Kebanyakan kita umumnya belajar marketing dari tokoh-tokoh lama yang mengedepankan pentingnya mengeksploitasi keunggulan-keunggulan dan keunikan-keunikan diri. Dengan analisis industri model Five-forces, kita menjadi yakin bahwa competitive advantage perlu terus diperkuat dengan hal-hal strategis di dalam brand itu.
Tetapi di awal abad 21, business landscape telah berubah total. Analisis industri yang dulu kita lakukan dalam masing-masing industri telah berubah. Para pelaku perubahan tak lagi bermain dalam area yang sama, sehingga persaingan sudah berubah menjadi antar industri, bahkan antar business model. Dalam buku Cracking Zone, saya memperkenalkan kategori baru dalam inustri yang saya sebut sebagai Cracker, yang artinya orang-orang yang memperbaharui industri.
Nah bila, wabah crackership sudah melebar kemana-mana, competitive advantages jelas menjadi persoalan baru dan marketing tidak bisa lagi berjalan sendiri. Bahkan strong brand bisa saja tiba-tiba beralih menjadi problematic brand. Apalagi bila eksekutif puncaknya sudah terlalu dimanjakan oleh berbagai fasilitas yang membuat mereka merasa nyaman.
Mereka akan sangat mudah digoyang para business-modelist baru yang tiba-tiba merampok keunggulan mereka. Itulah yang tengah terjadi di hampir semua industri dan melahirkan teori transient dalam analisis industri baru.
Editor : Erlangga Djumen

Friday, July 12, 2013 0 comments

Marketing Ala Zombie



Saat ini di jaringan bioskop sedang diputar Film “World War Z” yang menceritakan bagaimana Brad Pitt bertarung dan berjuang menyelamatkan keluarganya dari serangan para zombi. Artikel ini tidak akan menceritakan bagaimana jalan cerita film itu atau menerangkan panjang lebar  apa  itu zombi. Melainkan, saya menuliskan beberapa perilaku zombi dalam film tersebut yang bisa  kita pelajari sebagai taktik dalam bidang  pemasaran.
Berikut ini beberapa perilaku zombi dalam mengejar targetnya:

1. Pandangan Mata Fokus Pada Target

Orang Marketing , harus menjaga mata dan telinga tetap terbuka agar dapat ‘menerkam’ target dengan tepat. Pada awalnya , anda bisa mentukan target berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan tingkat pendidikan. Kemudian perlu juga diketahui hal-hal seperti : bagaimana sikap , minat, hobi, dan gaya hidup Sang Target.

Setelah menentukan target, langkah berikutnya adalah untuk menemukan mereka:
a.     Pasang radar pada pesaing dan lihatlah siapa target mereka. PERINGATAN: jangan ikuti langkah dan cara mereka bermain, karena  mereka dengan mudah bisa mengalahkan anda.  Misalkan mereka memberikan diskon, anda malah membanting harga. Jika kompetitor lalu memberi diskon lebih rendah maka habislah  anda.
b.   Rajinlah meng up-to-date wawasan, pelajari kecenderungan terbaru Sang Target serta bagaimana tren bisnis terbaru.
c.   Tunjukkan sisi kemanusiaan Anda dengan melibatkan Target dalam diskusi facebook dan tweeter. Kesampingkan dahulu “sisi sales” anda agar  bisa terhubung secara personal dengan Sang Target. Dengan adanya personal relationship maka Target akan lebih terbuka, sehingga Anda bisa mendapat input yang membangun untuk produk/jasa yang anda jual. Keuntungan lain yang akan bisa didapatmelalui cara ini adalah secara tanpa Target sadari, awareness terhadap produk/jasa anda terbangun.
d.  Bergabunglah bersama  Google. Google sebagai search engine terfavorit di dunia akan membantu Anda menganalisis dan mencapai ceruk produk/jasa Anda. Mulailah dengan Google Alerts untuk tetap memantau target , pesaing dan industri bisnis Anda

2. Jangan Hanya “Menggeram” Sendiri.

Saya agak kesulitan mencari kata yang menggambarkan suara ‘teriakan’ zombi, jadi mohon terima saja istilah “menggeram”.
Banyak pebisnis  memiliki kecenderungan untuk bersikap ‘ jaim’ dan eksklusif , seolah-olah mereka adalah bagian masyarakat tersendiri.  Namun, Marketer akan melakukan yang sebaliknya.  Mereka berprinsip “Menjalankan bisnis kecil tidak berarti jangkauan harus kecil.”  Berbeda dengan monster lain yang selalu mengisolasi diri, zombi akan berkeliaran menularkan pengaruhnya.
Berikut ini 2 cara cepat “menulari” Target anda:
a.   Berikan manfaat bagi Target anda. Anda bisa menulis tips, artikel atau melakukan hal-hal bersifat “sharing” lainnya. Pastikan apa yang anda  lakukan adalah hal-hal yang sesuai dengan Target. Tentu anda tidak cocok memberikan tips memasak kepada para  mekanik, misalnya.
b.      Ikutilah pertemuan sosial . Tidak punya budget khusus untuk melakukan pertemuan di dunia nyata? Lakukan pertemuan di dunia  maya.  Misalkan buatlah coach-clinic online untuk membahas hal-hal tertentu yang relevan dengan target anda. Atau  Kultwit dengan hashtag tertentu sehingga bisa menjangkau audiens yang lebih luas.

3.  Milikilah Senjata Canggih.

Untuk melumpuh zombi dibutuhkan parang pemenggal kepala,  granat di tangan kiri ditambah pelontar api di punggung.  Begitupun dalam strategi pemasaran anda. Anda harus  memiliki senjata yang canggih. Email marketing, selebaran, Facebook, Twitter atau media sosial lainnya. Jika memungkinkan persenjatai strategi anda dengan taktik yang lebih trendi : Infographic dan web video.
Audiense akan lebih tertarik melihat iklan dalam bentuk grafis yang bergerak dan bersuara  dibandingkan dalam lembaran-lembaran kertas berbentuk tulisan yang panjang.  Buatlah Video anda dengan judul yang mengandung kata-kata yang atraktif. Daripada membuat video presentasi bergaya “materi  kuliah”  akan lebih menarik jika video anda dibuat dalam bentuk cerita “behind the scene”, bergaya interview, atau “product review.
Dalam laman Marketing online tersebut, berilah kesempatan kepada audiens untuk  berkomunikasi kepada anda melalui umpan balik, me-“like” di facebook, me-retweet, atau berkomentar. Dan jangan lupa untuk menanggapi setiap umpan balik itu, walaupun hanya dalam bentuk ucapan terima kasih atas kunjungan mereka ke laman anda.
Facebook dan Twitter pernah menjadi hal yang terbaru, sekarang, upaya pemasaran yang meluas ke tempat-tempat seperti Pinterest, Vine, dan Instagram.

Dan saat Anda untuk membaca kalimat ini, mungkin saja bayi media sosial baru telah lahir. Dengan segala hal tersebut orang-orang akan saling terhubung dengan cepat. Jika anda tidak melakukannya, maka kompetitor andalah yang akan memanfaatkannya


4.  Terimalah Kenyataan Bahwa Dunia Kini Berbeda.

Zombi era internet digambarkan dalam film “World War Z”  sebagai zombi yang sangat atraktif dalam mencari mangsa. Mereka tidak lagi bergerak perlahan setapak demi setapak. Kini,mereka akan mengejar, melompat dan menyerang target yang diincarnya. Begitupun dengan  dunia Marketing.
Apakah masih bertahan dengan gaya Marketing  yang anda terapkan 5 tahun lalu? Tidak ada salahnya, karena masih ada target pelanggan yang lebih menyukai cara-cara tradisional bahkan masih ada yang menyukai gaya penjualan ‘door-to-door”.
Namun, jika ingin lebih cepat membidik target yang lebih luas, maka anda harus menerima bahwa produk anda harus tampil 24/7. Kapanpun pelanggan membutuhkan data produk tersebut , mereka akan mencarinya di internet.  Maka unggahlah sebanyak-banyaknya  dan sedetil-detilnya data mengenai produk /jasa yang anda jual. Dan tidak ada salahnya juga mengunggah video dan foto-foto  produk serta kegiatan usaha anda melalui Pinteres, Vine dan Instagram.
.Selalu up-date pengetahuan Marketing anda, agar strategi yang akan anda jalankan tidak akan menjadi  hal yang ketinggalan jaman.
 ---
 
Untuk dapet info Nastar dan Kue Kering Terenak sedunia, klik ini.








.








Monday, May 13, 2013 0 comments

20 Alasan Menambahkan SocMed kedalam Alat Pemasaran Anda
















Meskipun media sosial sangat populer sekarang, ternyata masih banyak perusahaan yang belum memanfaatkan sosial media sebagai salah satu alat Marketing-nya. Padahal, Drew Mc Lelland mengatakan “Menggunakan sosial media sebagai salah satu alat pemasaran dapat memangkas biaya marketing  namun memberikan hasil penjualan yang lebih signifikan dibanding tidak menggunakan sosial media.”
Berikut ini 20 alasan mengapa anda perlu menggunakan media sosial sebagai salah satu alat pemasaran produk anda :
1.   Dengan socmed, anda dapat hemat waktu. Cukup dengan 1 klik anda sudah menyebar informasi kepada banyak pelanggan sekaligus  
2.     Socmed dapat memperluas jangkauan pengenalan terhadap produk anda
3.     Socmed dapat menurunkan biaya marketing.
4.   Socmed dapat menghubungkan kita dengan pelanggan dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
5. Socmed membantu calon pelanggan “menemukan” produk kita dengan  hanya mengetikkan keyword yang sesuai
6.     Socmed memberikan dampak pada hasil search engine.
7.     Socmed memudahkan untuk getok tular(words of mouth).
8.     Socmed memungkinkan kita membuat komunitas pelanggan.
9.  Socmed akan membantu kita mengenalkan produk baru kepada calon pelanggan potensial dengan biaya iklan yang rendah.
10.    Dengan TIDAK menggunakan socmed membuat kita tampak ‘ketinggalan jaman’
11. Socmed dapat menpercepat terciptanya kredibilitas dan kepercayaan bagi calon pelanggan potensial?
12.    Socmed dapat membuat kita lebih terlihat profesional.
13.    Socmed mempercepat respon kita thd komplain pelanggan.
14.    Socmed memudahkan pelanggan menghubungi kita.
15.    Socmed meningkatkan keinginan calon pelanggan untuk mencoba produk kita.
16.  Socmed memungkinkan kita untuk berhubungan dengan banyak prospek pelanggan sekaligus.
17.    Socmed bisa memperpendek siklus penjualan.
18.    Socmed dapat meningkatkan pembelian berulang.
19.    Socmed memungkinkan meningkatkan penjualan
20.    Socmed memungkinkan kita mengumpulkan testimoni terhadap produk.


 
;