Showing posts with label Sales and Marketing Strategy. Show all posts
Showing posts with label Sales and Marketing Strategy. Show all posts
Tuesday, April 23, 2013 0 comments

Bagaimana Mengubah Pengunjung Menjadi Pembeli?


Order Pasta online with Foodpanda ID

Sebagai pemilik toko, anda tentu berharap setiap  pengunjung yang datang saat keluar tidak dengan tangan hampa alias tidak ada yang dibeli. Anda sudah pasti ingin setiap pengunjung berubah menjadi pelanggan. Dengan pembelian yang mereka lakukan maka barang stok toko berubah menjadi omset atau penghasilan bagi usaha anda.
Jika bisnis anda baru berjalan, anda tentu belum memiliki pelanggan fanatik yang bersedia menelpon untuk meng-up-date  atau mengantri untuk mendapatkan koleksi terbaru di toko anda. Anda perlu mendapatkan pelanggan dari pengunjung yang bersedia masuk ke toko anda. Maka anda pantas bersedih jika dari 100 pelanggan yang masuk ke toko hanya 10 orang atau kurang yang akhirnya membeli.  Sebab ini tak cuma menyangkut kehilangan penjualan dan pelanggan potensial saja. Anda tentu telah menginvestasikan banyak waktu, uang, dan tenaga untuk mempromosikan bisnis Anda. Mungkin juga telah beriklan, membuat leaflet, standing banner, mengirim ratusan sms, e-mail, mencetak kupon diskon, dan lain sebagainya. Kalau dengan cara ini ternyata hanya sedikit pengunjung yang akhirnya bisa dirubah menjadi pembeli, berarti Anda perlu mengalokasikan upaya lebih besar lagi untuk menarik mereka.

Beberapa kiat yang bisa anda coba untuk meningkatkan rasio pengunjung  menjadi pembeli,  diantara sebagai berikut:


1. Tekankan nilai plus produk Anda
Anda harus sangat paham apa yang membuat produk Anda berbeda dari kompetitor dan sampaikan pesan itu secara jelas kepada calon pembeli.  

2. Identifikasi hambatan dalam proses penjualan
Anda harus mengetahui titik lemah bisnis Anda dan teliti lagi langkah-langkah apa yang bisa menghambat orang untuk membeli. Misalnya, apakah staf Anda kurang ramah dan cekatan,  atau selalu lupa menindaklanjuti telepon yang meminta katalog produk?

3. Gunakan pertanyaan ‘ajaib’ saat menjawab pertanyaan.
Jangan biarkan calon pembeli langsung pergi ketika ia merasa harga sepatu yang anda tawarkan tidak cukup bagi budget mereka . Setelah staf Anda menyebutkan harga produk yang ia tanyakan, lalu melihat sinyal bahwa harga tersebut menjadi kendala bagi penanya,  ajari staf untuk menawarkan produk lain ,”Kalau model sepatu yang ini apakah cocok dengan selera Ibu?”.  Jangan menyebut harga, karena bisa menyinggung perasaan calon pembeli. Biar ia melihat sendiri harga yang anda banderol. Lalu tawarkan model sepatu lain yang yang sesuai seleraranya. “ Untuk memudahkan kami membantu Ibu mencari sepatu yang tepat, kira-kira model seperti apa yang Ibu kehendaki?” Pertanyaan yang menjadikan pelanggan sebagai fokus kepentingan akan membuka pintu agar Anda bisa lebih akrab dengan konsumen.

4. Ganti pertanyaan “Ada yang bisa kami bantu?”
Biasanya, konsumen akan menjawab, “Oh, nggak. Terima kasih. Saya mau lihat-lihat dulu.” Dan percakapan pun berakhir. Lebih baik, instruksikan kepada staf untuk bertanya, “Selamat Siang, apakah Ibu sudah pernah ke sini sebelumnya?” Jika mereka bilang ‘belum’, maka staf Anda bisa bilang, “Mari saya tunjukkan koleksi-koleksi kami.”

Kalau jawaban mereka ‘ya’, maka respons staf Anda sebaiknya, “Terima kasih. Selamat datang kembali. Kami punya koleksi terbaru, pasti Anda suka.” Dengan cara ini, Anda tidak memberi kesempatan kepada mereka untuk minta ditinggalkan sendiri.

 5. Tulis ulang ‘panduan’ menjual
Banyak kegagalan penjualan terjadi akibat salah mengirimkan pesan kepada calon pembeli. Cek kembali cara staf Anda menyapa, latih mereka mengucapkan sapaan dengan santun dan halus, tingkat penjualan pun niscaya bisa meningkat.

6. Tanyakan apa yang konsumen butuhkan
Kedengarannya sangat basic, tapi banyak tenaga penjual yang tidak melakukannya. Latih staf Anda untuk menanyakan hal-hal yang bisa mengeksplorasi kebutuhan konsumen, serta pola pembelian mereka. Aplikasikan ini kepada tim telemarketing maupun tim penjualan langsung.

Yang penting untuk diingat, tim marketing bisa melakukan panggilan telepon yang persuasif ataupun membuat konsumen tertarik masuk ke toko. Namun Anda dianggap belum menang ‘perang’ kecuali jika sebagian besar orang yang berkunjung itu berubah menjadi pembeli. Berikan staf penjualan metode dan alat yang tepat agar lebih sedikit pengunjung yang keluar dari toko dengan tangan hampa.

Monday, April 22, 2013 0 comments

Servis, Jadikan Pembeda Bagi Usaha Anda


Order Burger online with Foodpanda ID


Jika anda memiliki restoran dan anda bermaksud menghidangkan menu roti bakar, kopi panas dan wedang jahe, padahal di seberang restoran anda terdapat warung kaki lima yang memiliki menu yang sama, haruskah anda menentukan harga jual menu tersebut sama dengan harga yang ditetapkan kompetitor anda agar anda bisa bersaing?
Tentu akan sulit menutup biaya produksi dan overhead jika anda menjual dengan harga yang tersebut. Sekalipun roti bakar yang dijual di restoran anda maupun warung kaki lima sama-sama terdiri dari roti dan isiannya, bisa selai coklat, selai stroberi ataupun selain kacang dengan taburan parutan keju dan butiran coklat, namun ada biaya atas faktor pembeda yang harus dibayar oleh pelanggan.  
Faktor pembeda pertama adalah tempat . Sekalipun restoran dan warung berada pada posisi saling berhadapan,   duduk menikmati hidangan dalam ruangan sejuk berpendingin udara dengan interior yang nyaman tentu berbeda dibanding duduk dibawah tenda terpal yang bisa jadi terkena terpaan debu setiap saat.
Faktor pembeda kedua adalah servis : roti bakar yang di sajikan di restoran terlihat lebih cantik dengan hiasan garnish dibanding tampilan roti bakar warung yang ala kadarnya. Selain itu keramahan pelayan restoran yang terlatih, ramah, santun dan rapih tentu berbeda dengan penampilan pelayan warung yang seadanya.
Sebagai pemilik restoran anda harus tetap percaya diri menjual roti bakar dengan harga yang jauh diatas menu yang sama yang dijual kompetitor warungan karena anda  memiliki dua faktor diatas. Namun, lokasi usaha dan servis yang bagus tidak cukup untuk membuat roda bisnis terus berputar. Lalu, servis seperti apa yang bikin pelanggan terus datang lagi, sehingga laba perusahaan bisa terus meningkat?


Order Pasta online with Foodpanda ID


8 Ujung Tombak
Servis adalah justifikasi kita pada harga yang ditawarkan sebuah usaha. Produk boleh sama, tetapi faktor-faktor tertentu bisa menjadi pembeda. Jika frontliner (pelayan atau customer service) sudah melemparkan senyum dan sapa, bukan berarti pelayanan di perusahaan tersebut sudah bisa dikatakan baik. Berikut ini unsur-unsur servis, yang disebutnya 8 Bites of Service, yang harus diperhatikan oleh pemilik usaha:

1. Access
Selama restoran anda memakai tenaga manusia, pasti tetap akan terjadi beberapa kesalahan. Kesalahan tersebut bisa fatal apabila menyangkut pelayanan terhadap pelanggan. Agar anda dapat segera memperbaiki kesalahan yang terjadi berilah fasilitas bagi pelanggan untuk mengajukan komplain. Bisa dalam bentuk Nomor  telepon khusus pengaduan, SMS, email atau kotak pengaduan. Dan pastikan sarana tersebut terkontrol dengan baik.

2. Responsiveness
Wadah untuk mengajukan keluhan sudah tersedia, tetapi keluhan pelanggan tak pernah ditanggapi. Padahal, janjinya akan di-follow-up. Kotak saran jangan dibiarkan berdebu, lama tak dibuka. Atau, mentang-mentang tak berhadapan langsung dengan pelanggan yang ngomel-ngomel, jangan sepelekan e-mail atau SMS. Kalau dibiarkan saja, pelanggan bisa menulis di koran, dan akibatnya seluruh negeri jadi tahu ‘aib’ perusahaan Anda.


Order Asian food online with Foodpanda ID

3. Competency
Sikap pelanggan bisa berbeda-beda ketika merasa tidak puas  dengan pelayanan Anda. Ada pelanggan yang hanya diam, lalu tak pernah kembali. Ada pula yang komplain habis-habisan, lalu berteriak, “Saya mau bicara dengan manajermu saja!” Itu bisa terjadi jika frontlinertak punya kemampuan untuk memberikan solusi, bahkan tidak punya product knowledge yang cukup. Jadi, para frontliner ini, tidak bisa tidak, ia haruslah seorang yang cakap.

4. Courtesy
Bagaimanapun, menyapa pelanggan dengan senyum harus dikedepankan. Salam pembuka, seperti ‘selamat pagi’ atau ‘selamat siang’, tak pernah salah. Keramahan ini membuat pelanggan merasa dihargai. Jika pelanggan marah-marah, tetapi tetap disuguhi senyum, emosinya bisa langsung lumer.

5. Reliability
Menepati janji adalah keharusan. Frontliner anda sopan dan ramah tetapi makanan yang dijanjikan akan diantar dalam 10 menit, sudah 20 menit, kok, belum terhidang juga. Atau, Anda menjual barang elektronik dengan harga terjangkau, tetapi suku cadangnya sulit didapat.

6. Speed
Di era sibuk seperti saat ini, pelanggan tak boleh dibiarkan menunggu atau mengantre terlalu lama. Ketika pelanggan meminta bon tagihan, pegawai Anda harus segera bergerak. Jangan sampai membuatnya memanggil pegawai yang lain, hanya untuk diabaikan lagi dengan alasan restoran sedang ramai pengunjung.

7. Security
Pelanggan harus merasa aman dan nyaman. Barang yang tertinggal, dompet misalnya, sebaiknya Anda kirimkan. Kalau tidak tercantum alamat, simpanlah sampai pelanggan itu datang kembali. Tak hanya soal barang, keamanan juga berarti Anda mampu menjaga kerahasiaan data pelanggan.

8. Tangible
Jangan biarkan bangunan tempat Anda berbisnis tak terawat Penampilan para frontliner juga tidak meyakinkan. Kalau demikian, bagaimana pelanggan akan percaya bahwa restoran ini bonafid?


Wednesday, April 17, 2013 0 comments

Tren Pemasaran Masa Depan:




Seorang pelaku wirausaha akan sukses jika tidak semata-mata mengandalkan tren bisnis, melainkan harus pandai pula memanfaatkan tren pemasaran saat ini. Kita jangan hanya terpaku pada jenis bisnis yang sedang menguntungkan, melainkan perlu memahami cara mengelolanya. Jadi,mengelola usaha lebih penting dibandingkan sekadar membuat produk.

Adabeberapa hal yang ikut menentukan sukses tidaknya pengelolaan bisnis saat ini, yaitu:

1. Speed atau kecepatan. Apa pun bisnis yang Anda pilih, tidak akan berhasil bila tidak bergerak cepat. Tapi, waspadalah, pelaku usaha cenderung tidak ingin mengungkap keberhasilan usahanya, karena khawatir diikuti. Jadi, hati-hati, jika orang mengatakan suatu bisnis berprospek cerah. Sebaliknya, buka mata dan telinga, jika orang mengatakan suatu bisnis kurang menjanjikan. Di sinilah pentingnya creative economy. Produk boleh sama, tapi kreativitas akan lebih dituntut.

2. Lintas batas. Di era perdagangan bebas ini, berpikirlah untuk selalu melakukan perdagangan lintas batas. Cobalah memperkenalkan produk Anda seluas-luasnya, agresif merangkul peluang untuk pengembangan bisnis, dan bersiaplah menghadapi persaingan.

3. War of talents. Anda perlu merebut tenaga-tenaga terampil, kalau tidak ingin hanya kebagian sisanya. Jangan percaya bahwa sukses bisa diraih tanpa pendidikan. Seberapa pun suksesnya sebuah bisnis, siapa pun orangnya, dan apa pun bisnisnya, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tetap penting.

4. Lifestyle of economy. Penampilan sering kali mempengaruhi penilaian seseorang. Karena itu, ubah penampilan Anda, baik secara fisik maupun wawasan. Jangan menjadi tua karena penampilan, sehingga orang merasa enggan untuk berinteraksi dengan Anda.

5. Mental pengusaha. Ini penting agar Anda bertahan sebagai pengusaha UKM, terutama agar Anda melihat sebuah masalah sebagai kesempatan. Banyak bisnis yang bisa dikembangkan dari masalah. Inilah yang disebut sebagai energy alternative. Mulailah melirik peluang dan melakukan langkah-langkah, yang mungkin luput dari penglihatan orang lain.



Tren pemasaran masa depan:

Selling the concept, not the product. Mulailah bisnis dengan merencanakan konsep, bukan hanya produksi.
Dream societyBisnis yang tumbuh sepuluh tahun ke depan adalah yang bermuatan spiritual dan emosional, misalnya wisata dan ketenangan jiwa.
Access and speed: virtual and online marketing. Jarak dan waktu kini bukan kendala bisnis. Lakukan promosi dan marketing dengan fasilitas teknologi, yaitu melalui SMS dan internet.
Community marketing. Pemasaran bisa dilakukan dengan membidik komunitas tertentu, misalnya komunitas hobi.
Aggresive selling. Merek yang tidak kuat, sekalipun terkadang sukses di pasaran, terjadi karena pemasaran agresif, contohnya bisnis MLM.
Viral marketingBuatlah produk Anda ‘bercerita’, sehingga pemasaran bisa berjalan dengan sendirinya dari mulut ke mulut, layaknya virus yang menyebar.
Niche marketing. Pasarkan produk khusus bagi pasar yang khusus pula, misalnya CD khusus bagi orang yang ingin berhenti merokok.
Creative marketing. Mencakup ‘penemuan’ baru, mulai dari pemikiran paling sederhana, hingga ide kreatif yang orisinal.

Tip:
·       Fokuskan usaha pada suatu target. Jangan tergoda untuk mengubah target secara impulsif.
·       Berpikirlah outside in, bukan inside out. Terbuka pada perubahan yang terjadi di luar, untuk kemudian diterapkan bagi pengembangan usaha.
·       Kesuksesan dan cara Anda berbisnis juga dipengaruhi oleh lingkungan dan komunitas. Lingkungan orang sukses dan pekerja keras akan memengaruhi Anda jadi pengusaha sukses.
·       Sukses itu tidak diukur dari seberapa tinggi Anda mampu meraih, melainkan seberapa cepat Anda bisa kembali saat Anda jatuh, dan memulai sesuatu yang baru.


Tuesday, April 16, 2013 0 comments

Bagaimana Melakukan "Buzzing" Yang Efektif ?






Di media sosial kita sering menjumpai buzzer atau orang dengan banyak followers yang dimanfaatkan oleh sebuah branduntuk mengiklankan produk mereka. Sebetulnya, seberapa efektif metode ini? 

Media sosial seperti Twitter berguna untuk menjangkau konsumen, yaitu untuk menyosialisasikan, menciptakan buzz atau ‘dengung’ dari suatu produk. Bagi mereka yang mencari informasi, iklan-iklan 140 karakter ini mungkin berguna. Tapi, perlu diingat bahwa banyak juga orang yang merasa terganggu karenanya. Kita menjadi follower seseorang untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan, bukan untuk disuguhi jualan produk. 

Menurut saya, ada cara yang lebih efektif daripada membayar seseorang untuk mengiklankan produk Anda. Caranya  adalah dengan membuat berita. Zaman sekarang orang begitu aktif di media sosial, mengabarkan setiap hal yang mereka lihat dan lakukan. Hal inilah yang perlu dimanfaatkan para pemilik brand. Atau buat kegiatan atau kampanye yang unik dan tidak biasa. Tarik audiensi atau pengunjung untuk berpartisipasi. Kalau mereka senang, dengan sendirinya mereka akan ‘gatal’ untuk men-tweetatau mem-post status, foto, dan sebagainya. Mereka melakukannya dengan senang hati, dan followers mereka juga akan lebih percaya.

gambar  : 'teachthought'





Monday, April 15, 2013 0 comments

Strategi "Potongan Harga"





Strategi bisnis yang matang biasanya sudah dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar dan mapan. Tapi, bukan berarti Anda yang baru mulai berbisnis, skala kecil atau menengah, tidak bisa ikut bersaing dengan perusahaan besar. Berikut ini beberapa tip dari Jacky Mussry, Vice President & Chief Knowledge Officer MarkPlus, Inc,konsultan marketing dalam hal strategi pemberian potongan harga,

• Tujuan. Tetapkan dari awal, apakah Anda memberi potongan harga adalah untuk tujuan finansial atau nonfinansial. Jika finansial, tentu Anda harus menghitung biayanya secara detail. Tapi, jika nonfinansial, misalnya, gudang barang sudah penuh atau meningkatkan image, mungkin Anda harus rela merugi sedikit.  

• Biaya. Selain harga barang itu sendiri, Anda juga harus menghitung biaya yang dikeluarkan untuk sewa, inventaris, gaji pegawai, dan biaya lain yang terkait dengan bisnis. 

• Sistem pembayaran. Jika tujuan Anda memberi potongan harga atau bentuk promosi apa pun adalah untuk menjaga cash flow, maka pastikan cara pembayarannya tunai atau debit. Dengan begitu, tujuan mendapatkan uang segera, bisa tercapai.

• Gunakan cara promosi yang murah meriah. Promosi tidak boleh lebih mahal dari harga barang yang dijual. Anda bisa memanfaatkan media sosial untuk berpromosi. 






• Jangan memberikan janji berlebihan yang akan menjadi bumerang. Seringkali kita melihat pada iklan diskon sebuah produk terdapat tambahan kalimat : "Syarat dan Ketentuan Berlaku" . Sebaiknya Jangan  memberikan syarat dan ketentuan yang menyulitkan dan membingungkan pelanggan. Bukannya senang, mereka bisa merasa tertipu dan terjebak. Karena itu, bentuk promosi yang Anda tawarkan harus jelas, jujur, dan tidak menyesatkan.

• Bentuk dan besarnya potongan harga tidak bisa dipukul rata, semua perlu mempertimbangkan berbagai hal tadi. 

• Ciptakan demand dan pertajam segmentasi pembeli. Caranya dengan mencari keunikan dan nilai lebih dari barang yang Anda jual. Konsumen sekarang cenderung tidak mempermasalahkan harga untuk membeli barang yang memang akan memberi nilai lebih, bukan hanya gunanya. Misalnya,  baju yang bisa membuat konsumen terlihat lebih ramping atau   bisa dikenakan bolak-balik. 


• Perhatikan perilaku pembeli. Berikan sentuhan emosional pada pengalaman berbelanja, misalnya dengan memberi layanan yang ramah, atau memanggil customer dengan panggilan akrab. Wanita biasanya lebih suka jika diperlakukan seperti teman.





Tuesday, April 9, 2013 0 comments

Memulai Bisnis Dari Nol (Bagian 4)








4.       Memasarkan Produk





Nyawa  dari suatu produk adalah pemasaran. Sebagus apapun produk anda jika tidak dapat diserap pasar  tidak akan ada artinya bagi perusahaan anda.
Saya beberapa kali diajak diskusi oleh beberapa  teman. “Saya punya ide bisnis , produk ini belum banyak pesaingnya. Bagaimana pendapat Mbak?” Saya selalu mendukung orang yang berkeinginan bisnis. Karena saya tahu mereka butuh diyakinkan. Namun menjual produk yang baru sama sekali justru dibutuhkan investasi yang lebih besar dalam hal waktu , tenaga dan biaya untuk mengedukasi masyarakat agar mereka bisa diyakinkan bahwa produk tersebut dapat memberi manfaat buat mereka.
Bukan berarti saya menentang produk hasil penelitian. Dengan semakin canggihnya zaman sudah tentu kita selalu memerlukan produk-produk inovatif yang memudahkan hidup kita. Namun, konteks artikel ini adalah usaha kecil dimana usaha tersebut harus menghasilkan keuntungan dalam waktu secepat-cepatnya.
Pada artikel sebelumnya saya sudah menulis tentang pentingnya mencari produk yang tepat, lokasi yang baik dan target pasar. Lalu bagaimana cara menjual produk anda tersebut?
Bahasan Strategi Pemasaran adalah salah satu bahasan yang tidak ada habisnya. Karena kemajuan zaman dan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan NILAI  suatu produk. Produk bukan lagi sekedar pemenuhan KEBUTUHAN melainkan sudah masuk keranah KEINGINAN.
Tidak ada metode Pemasaran yang baku bagi setiap usaha. Karena pemasaran adalah suatu seni. Jadi metode A yang cocok dengan usaha’X’ belum tentu cocok untuk usaha ‘Y’

A.     Bauran Pemasaran.
Hal-hal yang mendasari pemasaran adalah kebutuhan berkomunikasi dari penjual untuk menyampaikan kepada masyarakat akan produknya. Pemasaran mencakup keseluruhan proses sebuah penjualan. Dari hilir hingga hulu.
Bauran Pemasaran mencakup  Product ( Barang dagangan), Price (Harga yang paling pas untuk produk anda), Place (Tempat anda menjual produk), Promotion (Cara anda menyampaikan pesan kepada pembeli tentang produk anda), People (Pembeli, target pasar anda), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Dan kini Penulis buku Seth Godin, menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.
Namun dalam artikel pendek ini saya tidak akan membahas semua teori tersebut melainkan hanya pada hal-hal  yang harus dipenuhi oleh penjual sesuai sudut pandang customer .

B.      Produk anda harus memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Tubuh manusia terdiri dari sekitar 80% cairan. Jika akibat beraktifitas manusia mengalami kekurangan cairan maka ia merasa haus. Pada saat itu yang dibutuhkan sesungguhnya adalah segelas air. Namun karena udara terasa panas  segelas es kelapa muda terasa lebih menyejukkan.
Protein sebagai salah satu faktor gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sumber protein yang termurah adalah ikan. Pedagang pecel lele yang memahami berbagai macam tipe pelanggan akan menyediakan sambel yang tidak pedas, pedasnya sedang hingga pedas yang bikin kapok karena saking pedasnya. (Namun, seringkali pada kenyataan tingkat kepedasan level “sejuta’ ini malah justru paling banyak penggemarnya. Asalkan penjual bisa menyampaikan “pesan” dengan cerdas).

C.     Pembeli anda bersedia membayar harga yang pantas.
Masyarakat sekarang makin cerdas. Mereka bisa berhitung apakah harga suatu produk yang ditawarkan adalah harga yang pantas. Bukan hanya harga yang dinilai kemahalan yang membuat mereka enggan terhadap suatu produk, harga yang terlalu murah juga membuat mereka tidak nyaman. Seperti ilustrasi donat yang saya  tulis pada artikel sebelumnya.
Anda menjual 7500 rupiah untuk seporsi pecel lele dengan warung tenda di pinggir jalan sebagai tempat berjualan anda , adalah harga produk yang pantas. Begitupun harga  17.500 rupiah untuk seporsi pecel lele  di restoran dalam mall ,juga adalah harga yang pantas. Karena pelanggan menyadari pecel lele dalam restoran memberikan NILAI lebih dari sekedar ikan lele, beberapa lembar lalapan dan sesendok sambel. Ada kenyamanan dan prestise yang tidak terdapat di warung pinggir jalan.

D.    Anda Harus Membuat Nyaman Pelanggan Anda.
Produk anda bukanlah produk yang cuma ada satu-satunya didunia ini. Anda dikelilingi dan dibayang-bayangi oleh kompetitor.  Jika menginginkan pelanggan loyal terhadap anda tidak ada cara lain maka buatlah mereka merasa sangat nyaman berinteraksi dengan perusahaan anda.
Keramahan, kejujuran, harga yang  sesuai dan  ketepatan waktu adalah hal yang dituntut oleh pelanggan anda.
Pelanggan bisa saja berusaha mencari harga yang termurah, tetapi jika mereka merasa bahwa dengan perusahaan andalah mereka berinteraksi paling nyaman, maka yakinlah mereka akan kembali untuk menjadi pelanggan setia anda. 

E.      Berkomunikasilah
Anda harus mempromosikan produk anda dengan cara yang paling menarik. Sepanjang masih menghormati kaidah baku (Agama dan kepatutan bermasyarakat) , berpromosilah dengan cara  GILA. Lakukan promosi dengan cara yang tidak biasa.
Maicih sukses karena mereka membombardir  Twitter. Angka penjualan Promag tertinggi ketika  badut-badut mereka berkeliaran dan menari-nari saat lampu menyala merah di perempatan jalan ketika menjelang berbuka puasa. Atau iklan Kartu As  versi “Aku ngga punya pulsaaa….”  Begitu menggelitik. Karena cowok yang mestinya terlihat gagah didepan ceweknya malah terlihat memelas hanya karena  tidak punya pulsa.
Anggaran iklan yang minim bukan berarti anda tidak bisa berpromosi.  Yang paling penting adalah kreatifitas anda dalam menyampaikan pesan. Dengan adanya berbagai sarana sosial media justru bisa memberikan efek viral yang lebih luar biasa dibandingkan anda berpromosi secara offline.

Dari pembahasan di atas, bahwa bagaimana menjadikan produk atau jasa yang anda jual  adalah produk yang diinginkan oleh konsumen, harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan mewajibkan adanya koordinasi yang baik dengan berbagai bagian perusahaan  -seperti bagian produksi dan keuangan-, agar dapat tercipta sinergi sehingga harapan perusahaan dapat tercapai..


 Bersambung....




Monday, April 8, 2013 0 comments

Memulai Bisnis Dari Nol (Bagian 3)




3.   Memilih Produk dan Lokasi Usaha



Saat memulai usaha sebagian orang  mempertimbangkan produk yang akan dijual haruslah sebuah produk yang paling menguntungkan dan risikonya ruginya paling kecil. Ketika pisang goreng  kremes booming maka penjual pisang goreng kremes bermunculan bak jamur dimusim hujan, dengan berbagai merek.  Tak sedikit penjual dagangan lain yang meninggalkan produknya yang sudah dirintis bertahun-tahun, dengan harapan mendapat keuntungan lebih besar dengan menjual pisang goreng kremes ini. Apa yang terjadi kemudian ketika pasokan pisang menyusut akibat supply dari Lampung dan Pontianak terhambat sementara permintaan dari pedagang pisang kremes melonjak? Harga pisang menjadi mahal. Akhirnya satu demi satu pedagang dadakan tersebut berguguran.
Jika anda termasuk orang yang masih mencari usaha yang cocok dengan anda, atau anda masih meragukan apakah usaha yang sedang anda jalani sekarang bisa menghantarkan sukses untuk anda dimasa depan, ketahuilah ada beberapa fakta yang layak anda renungi ulang.  yaitu:
1.                  Pada umumnya semua jenis barang memiliki peluang mencetak keuntungan dan kerugian.  Pada awal tahun 2000 berbondong-bondong orang mendirikan bisnis IT karena dianggap inilah bisnis masa depan (Bahkan pemerintahpun, melalui  Kementrian UKM sengaja menggelontorkan dana untuk mengembangkan jenis bisnis  ini ), tapi nyatanya berguguran juga perusahaan –perusahaan IT yang tidak sanggup bersaing.  Sebaliknya bisnis yang tampak sepele seperti warung pecel lele di emperan jalan bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Jadi permasalahan adalah bukan jenis produk melainkan kemampuan produk untuk diserap pasar
2.                  Sebagian besar usaha mengalami kebangkrutan bukan karena produk yang dipilih melainkan karena ketidakmampuan mengelola Manajemen dan SDM. Banyak usaha bisa tumbuh dengan cepat namun karena  manajemennya lemah maka usaha tersebut akan bertumbangan.
3.                  Ada orang yang mengira bisnis yang dimulai dengan hobi akan melaju dengan  lebih pesat. Faktanya tidak selalu begitu. Membisniskan hobi memang menyenangkan namun anda perlu juga mencermati pola alur bisnis yang bisa menguntungkan. Penggemar burung yang menjadi pedagang burung akan kesulitan menjual burung yang disukainya, meskipun ada pembeli yang bersedia membeli dengan harga tinggi.
4.                  Barang yang murah belum tentu akan laku keras. Ini adalah soal NILAI yang akan diterima oleh customeranda. Banyak barang yang mahal lebih laku dibanding dengan pesaingnya yang berharga murah. Ponsel Samsung lebih laku dibanding dengan ponsel “merek china” dengan fitur yang nyaris serupa. Karena customermerasa lebih yakin dengan merek , layanan purna jual atau harga  yang diperoleh jika ia bermaksud menjual kembali produk tersebut.
5.                  Banyak orang ingin memulai usaha yang belum dilakukan orang lain. Padahal memulai ‘jenis usaha yang baru sama sekali’ dibutuhkan nilai investasi yang lebih besar. Karena anda harus mengedukasi pelanggan anda bahwa produk yang anda jual memberikan manfaat bagi mereka.

Lalu, bisnis  apa yang pas buat anda?  Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya terhadap beberapa bisnis saya sendiri maupun teman-teman, anda bisa mempertimbangkan hal sebagai berikut:
1.             Produk apa yang cocok dengan saya?
Produk yang pasbuat anda perdagangkan adalah produk yang membuat anda senang ketika membayangkannya atau anda  merasa “Aha! Ini dia!  saat melihat  produk tersebut. Disisi lain jika anda memiliki perasaan : “Saya suka sih dengan produk ini, taaapiii…”  lupakan saja memilih produk tersebut. Kata “Taaapiii…,” tadi akan menghancurkan semangat anda.
2.             Siapa yang akan membeli produk anda?
Sejak awal sebaiknya anda tentukan segmen pasar anda. Ibu-ibu rumah tangga,  Bapak-bapak, Anak-anak ,Perempuan karier , atau Remaja. Dengan tingkat penghasilan low-end, middle-end atau high-end.
Segmen pasar  yang jelas akan memudahkan anda dalam pemilihan jenis  produk, dan kualitas produk.
3.             Dimana saya akan berjualan?
Segmentasi selain menentukan siapa pembeli juga akan menjelaskan dimana lokasi usaha yang paling cocok untuk produk anda. Katakanlah anda ingin berbisnis donat. Maka donat yang anda jual buat kelas menengah akan berbeda letak counternya dengan donat yang anda tujukan buat kelas bawah.  Donat seharga 10.000  tidak akan laku anda jual di emperan pasar tradisional, sekalipun anda berbusa-busa menjelaskan kepada calon pembeli anda bahkan donat anda terenak sejagat raya dan memakai bahan baku terbaik sealam semesta. 
Begitupun sebaliknya donat seharga  500 rupiah tidak akan laku anda jual  di dalam mall yang super dingin. Saat saya jalan-jalan di mall lalu ditawari donat enak seharga 500 rupiah  saya langsung curiga : jangan-jangan donat expired nih. 
4.             Pesaing saya banyak, apakah produk saya akan laku?
Wallahu’alam.
Untuk itu anda perlu mempelajari pesaing anda. Berapa ia menetapkan harga jual,  siapa pembeli mereka, bagaimana cara mereka mempromosikan bisnisnya, dan lain sebagainya. Pokoknya ulik sedetail mungkin pesaing anda. Buka mata dan buka telinga anda.
Setelah data anda dapatkan. Anda tidak perlu meng copy-paste 100% trik kompetitor anda. Pelajari kelemahannya, lalu anda lakukan dengan cara  yang lebih baik. Di modifikasikan dengan segala sumber daya yang ada pada anda.


Bersambung.... 

InterNations.org
 
;