Showing posts with label Entrepreneurship. Show all posts
Showing posts with label Entrepreneurship. Show all posts
Monday, April 15, 2013 0 comments

Strategi "Potongan Harga"





Strategi bisnis yang matang biasanya sudah dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar dan mapan. Tapi, bukan berarti Anda yang baru mulai berbisnis, skala kecil atau menengah, tidak bisa ikut bersaing dengan perusahaan besar. Berikut ini beberapa tip dari Jacky Mussry, Vice President & Chief Knowledge Officer MarkPlus, Inc,konsultan marketing dalam hal strategi pemberian potongan harga,

• Tujuan. Tetapkan dari awal, apakah Anda memberi potongan harga adalah untuk tujuan finansial atau nonfinansial. Jika finansial, tentu Anda harus menghitung biayanya secara detail. Tapi, jika nonfinansial, misalnya, gudang barang sudah penuh atau meningkatkan image, mungkin Anda harus rela merugi sedikit.  

• Biaya. Selain harga barang itu sendiri, Anda juga harus menghitung biaya yang dikeluarkan untuk sewa, inventaris, gaji pegawai, dan biaya lain yang terkait dengan bisnis. 

• Sistem pembayaran. Jika tujuan Anda memberi potongan harga atau bentuk promosi apa pun adalah untuk menjaga cash flow, maka pastikan cara pembayarannya tunai atau debit. Dengan begitu, tujuan mendapatkan uang segera, bisa tercapai.

• Gunakan cara promosi yang murah meriah. Promosi tidak boleh lebih mahal dari harga barang yang dijual. Anda bisa memanfaatkan media sosial untuk berpromosi. 






• Jangan memberikan janji berlebihan yang akan menjadi bumerang. Seringkali kita melihat pada iklan diskon sebuah produk terdapat tambahan kalimat : "Syarat dan Ketentuan Berlaku" . Sebaiknya Jangan  memberikan syarat dan ketentuan yang menyulitkan dan membingungkan pelanggan. Bukannya senang, mereka bisa merasa tertipu dan terjebak. Karena itu, bentuk promosi yang Anda tawarkan harus jelas, jujur, dan tidak menyesatkan.

• Bentuk dan besarnya potongan harga tidak bisa dipukul rata, semua perlu mempertimbangkan berbagai hal tadi. 

• Ciptakan demand dan pertajam segmentasi pembeli. Caranya dengan mencari keunikan dan nilai lebih dari barang yang Anda jual. Konsumen sekarang cenderung tidak mempermasalahkan harga untuk membeli barang yang memang akan memberi nilai lebih, bukan hanya gunanya. Misalnya,  baju yang bisa membuat konsumen terlihat lebih ramping atau   bisa dikenakan bolak-balik. 


• Perhatikan perilaku pembeli. Berikan sentuhan emosional pada pengalaman berbelanja, misalnya dengan memberi layanan yang ramah, atau memanggil customer dengan panggilan akrab. Wanita biasanya lebih suka jika diperlakukan seperti teman.





0 comments

Memulai Bisnis Dari Nol (Bagian 9)


InterNations.org           

9. Bagaimana Jika Bisnis Anda Gagal?





Apapun jenis usahanya selalu ada kemungkinan gagal. Bagaimanapun sempurnanya sebuah sistem –selama sistem tersebut masih berkoneksi dengan manusia- selalu ada celah terjadi human error .
Dalam dunia usaha, kegagalan adalah sebuah keniscayaan. Orang sukses adalah orang yang telah berkali-kali gagal. Karena dengan kegagalan tersebut maka ia bisa mengetahui apa saja indikator keberhasilannya. Jika  ia tidak pernah gagal bagaimana ia mengetahui bahwa ia telah sukses?




Ketika awal bisnis berjalan, anda akan menemui banyak kendala yang seringkali jauh dari bayangan anda. Mungkin disebabkan karena kesalahan anda sendiri. Namun  dengan kesalahan-kesalan tersebut anda bisa belajar.

Lalu, dengan adanya kemungkinan mengalami kegagalan apakah anda tidak berani mencoba?

Kegagalan adalah fitrah manusia. Seorang bayi yang baru belajar merangkak akan terpeleset berkali-kali, bisa jadi kepalanya terantuk lantai. Namun ia akan terus mencoba. Begitupun saat ia belajar berjalan, meskipun sudah di ‘tatih’ dan dibimbing kedua tangannya , tak urung ia akan berkali-kali jatuh. Saat terjatuh ia mungkin menangis karena lututnya terluka dan berdarah, tetapi si anak tidak pernah kapok untuk terus berlatih. Hingga suatu saat ia akan mendapati dirinya sanggup untuk berlari.

Bayangkan saat ia baru sekali terjatuh lalu menyerah untuk terus belajar berjalan karena takut terjatuh lagi, mungkin selamanya ia akan terus minta digendong  kemana-mana.

Begitulah analoginya dalam dunia bisnis.

Seperti halnya seorang anak yang memerlukan “dititah” saat belajar berjalan, anda memerlukan seseorang yang membimbing anda. Seseorang yang dapat memberikan contoh cara melangkah yang benar. Seseorang yang akan menyemangati anda agar segera bangun kembali ketika terjatuh.

Anda memerlukan mentor. Mentor yang sebaiknya anda pilih adalah seorang praktisi bisnis yang memiliki bidang usaha yang sama dengan bidang usaha anda. Karena ia telah mengalami dan memahami permasalahan dan kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul dalam bisnis tersebut.

Disamping itu, sebagai pelaku usaha anda perlu bergabung dengan komunitas pengusaha. Karena dengan berkomunitas anda bisa membangun relasi, bertukar pikiran dan belajar  dengan sesama entrepreneur.  Melalui komunitas anda bisa mengikuti seminar, pelatihan, dialog dan bimbingan dari orang-orang yang telah sukses dibidang usahanya.

Jadi,  jika bisnis anda gagal sangat wajar bila anda kecewa, bersedih lalu lesu. Respon tersebut adalah manusiawi sekali. Namun ingatlah, bukan hanya anda seorang yang pernah gagal. Thomas Alfa Edison harus melakukan percobaan sebanyak 1449 kali baru ia berhasil menemukan cara yang tepat dalam membuat sebuah bola lampu. Bayangkan jika pada percobaan ke 1448 ia menyerah dan tidak mencoba sekali lagi, mungkin hingga sekarang ini malam hari tetap kita lewati dalam kegelapan.

Begitupun pesawat terbang yang sudah di rancang dengan sistem terintegrasi yang canggih oleh para pakar, tetap memiliki kemungkinan mengalami kecelakaan entah karena kesalahan pilot dalam memahami instruksi menara pengawas di bandara, pemeliharaan sistem yang kurang baik atau karena faktor yang tidak bisa dikalahkan oleh kecanggihan manusia, yaitu faktor alam.

Begitulah, “enaknya” menjadi manusia yang mempercayai adanya kekuatan Maha Pengatur. Kita bisa mengadu padaNYA setiap saat. Sebagai manusia kita wajib berikhtiar semaximal daya upaya kita, namun hak untuk menentukan hasil akhir ada ditangan Allah Yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita.


0 comments

Memulai Bisnis Dari Nol (Bagian 8)




8.           MengelolaUsaha.


Banyak sekali buku-buku yang menjelaskan tentang berbagai macam teori cara mengelola usaha, namun karena manajemen usaha adalah sebuah seni, maka teori A bisa cocok untuk usaha X belum tentu dapat diterapkan dengan sama suksesnya untuk usaha Y. Karenanya perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi secara berkala peraturan dan kebijakan yang dibuat, sehingga jika ada hal-hal yang dirasa kurang cocok lagi dengan perkembangan usaha kebijakan tersebut bisa segera direvisi.  Semata-mata agar  pergerakan usaha  menuju arah yang kian baik bagi stakeholder perusahaan anda.

Seperti halnya pada artikel sebelumnya , yaitu subjudul ‘Mengelola Keuangan’, seorang pemilik usaha tidak perlu pintar dalam ilmu manajemen. Jika usaha anda makin maju, rekrutlah manajer untuk mengurus manajemen perusahaan anda. Serahkanlah urusan teknis kepada karyawan anda. Pemilik usaha adalah entrepreneur, anda dibutuhkan untuk bertindak sebagai pengarah, pemimpin, penentu kebijakan, melakukan lobi dan negosiasi.

Jalankan usaha anda dengan sebuah sistem. Sedikitnya ada 3 buah sistem yang harus anda buat dalam usaha tersebut.
1.     Sistem Pengelolaan Karyawan
Meskipun pada saat awal usaha, sebagai pemilik anda seringkali terpaksa harus  bertindak sekaligus sebagai direktur, manajer dan pekerja. Namun saat usaha kian berkembang anda bisa  mulai mempertimbangkan merekrut karyawan untuk membantu menjalankan usaha tersebut.

Karyawan adalah aset terbesar usaha anda. Karena tentu anda tidak dapat mengerjakan semua tugas seorang diri disaat usaha anda kian maju. Namun karyawan harus di kelola dan dikontrol dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem perencanaan SDM, yang meliputi rekrutmen dan seleksi, perencanaan dan pengembangan karir, kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja serta relasi atasan-bawahan-pemilik usaha. Dengan sistem yang baik diharapkan usaha tetap dapat berjalan walaupun anda sebagai pemilik usaha tidak berada ditempat.






2.     Sistem Pemasaran
Pemasaran merupakan nafas sebuah usaha. Tanpa adanya pemasaran sebuah usaha tidak akan berlanjut. Agar usaha bisa berkembang lebih cepat maka perlu dibuat juga sebuah sistem pemasaran yang meliputi perencanaan produksi, penentuan harga, promosi, penjualan maupun layanan sehingga pemasaran produk tetap berlangsung walaupun tanpa kehadiran anda.

3.     Sistem kontrol
Tak kalah penting adalah sistem kontrol. Agar semua sistem yang telah dibuat dapat terkontrol dengan jelas keberlangsungannya dan dapat dengan mudah diketahui titik-titik kemungkinan terjadinya kesalahan dalam keseluruhan sistem perusahaan anda.

Bersambung...




Sunday, April 14, 2013 0 comments

Memulai Bisnis Dari Nol (Bagian 7)



InterNations.org


7.               Mengelola Keuangan.

Tujuan utama anda membangun dan mengelola usaha tidak lain adalah mendapatkan keuntungan. Selain keuntungan bertambah luasnya relasi dan pengetahuan dalam dunia bisnis, keuntungan yang paling  diharapkan  adalah meningkatnya pendapatan atau uang anda.. Untuk tercapainya tujuan tersebut maka diperlukan pengelolaan uang yang baik. Semakin besar omset usaha atau semakin meningkat jumlah transaksi maka semakin dibutuhkan ketelitian dalam mencatat keuangan usaha.
Pada awal usaha yang paling penting dilakukan adalah memisahkan ‘uang’ usaha dengan ‘uang’  pribadi karena seringkali terjadi pengusaha pemula akan mencampur adukkan keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Bila hal ini dibiarkan secara terus menerus maka anda bisa terjebak pada kerumitan pengelolaan uang hasil usaha anda.
Catatan keuangan bisa dimulai dengan menggunakan metode yang paling sederhana yaitu mencatat uang masuk dan uang keluar dalam bentuk tabel debet kredit.  Untuk memudahkan anda bisa membeli buku 'Tabel Debit-Kredit' ditoko buku. Jika anda memutuskan anda sendiri yang melakukan pencatatan ini, dikarenakan keterbatasan pekerja, maka anda harus memaksa diri agar berdisiplin. Karena  tidak jarang pemilik usaha yang sering tidak sabar mencatat dengan teliti setiap pemasukan dan pengeluaran usahanya. 
Masalah akan timbul jika suatu saat anda membutuhkan dana tambahan dari investor. Untuk memutuskan pemberian modal para investor biasanya akan mempertimbangkan perkembangan usaha dari laporan keuangan. Laporan keuangan yang berantakan tentu akan menyulitkan mereka menganalisa  kelayakan usaha anda.
A.      Sistem Keuangan
Jika pada tahap awal usaha anda bisa mencatat keuangan dengan cara yang sangat sederhana, maka dengan semakin berkembangnya usaha diperlukan pencatatan yang lebih detail sehingga dibutuhkan pengetahuan ilmu akuntansi. Namun anda yang tidak memiliki pengetahuan ilmu akuntansi tidak perlu merasa khawatir karena sekarang sudah banyak software akuntansi yang dijual dengan berbagai macam feature yang ditawarkan. Anda bisa membelinya dengan menyesuaikan budget yang anda miliki dan feature jenis pencatatan yang anda butuhkan.
Apapun jenis dan model pencatatan yang anda pilih, setidaknya diperoleh ringkasan mengenai arus cash flow, neraca dan catatan untung-rugi.



B.      Aliran Uang (Cash Flow)
Ketika memulai usaha, aliran uang lebih penting dari keuntungan. Karena secara umum pada tahap awal usaha keuntungan belum dapat diperoleh. Aliran uang yang lancar diperoleh dari penjualan (piutang) yang bisa segera dibayar dan pembelian (hutang) yang diusahan agar dilakukan belakangan.
Namun, kesulitan cash flow akan anda alami jika  pembelian dilakukan secara tunai tetapi penjualan anda dibayar dengan tempo mundur. Jika hal ini terjadi maka anda harus memiliki modal pembelian berlipat kali agar usaha anda bisa terus berjalan.
Hasil laporan cash flow berguna untuk mengetahui uang real yang anda miliki sehingga anda bisa merencanakan jadwal pembayaran hutang atau membeli aset.

C.     Neraca
Neraca menunjukkan nilai bisnis pada suatu waktu tertentu. Neraca bisa menggambarkan apakah suatu usaha dalam kondisi sehat atau tidak. Neraca menunjukkan aset yang anda miliki dan besarnya kewajiban yang harus dibayarkan.  Dari neraca anda bisa memperkirakan apakah anda dapat membayar hutang usaha anda.
Aset mencakup bangunan, kendaraan, peralatan, bahan mentah dan barang-barang lain yang dimiliki perusahaan. Kewajiban mencakup hutang.

D.     Catatan laba-rugi
Catatan laba-rugi menunjukkan uang masuk dan keluar pada jangka waktu tertentu. Perhitungan ini berbeda dengan arus kas karena menunjukkan total pendapatan bukan hanya uang kas.
Dalam pencatatan laba-rugi ada pencatatan beban langsung dan beban usaha. Beban langsung biasanya mencakup pengeluaran yang berhubungan dengan produk yang dijual. Sedangkan beban usaha adalah pengeluaran yang selalu ada meskipun jika tidak terjadi penjualan, misalnya gaji karyawan, biaya sewa tempat usaha, biaya listrik dan telepon. Perhitungan ini menunjukkan banyaknya uang yang didapat dan dibelanjakan. Dengan demikian dapat terlihat usaha mengalami untung atau rugi.




Friday, April 12, 2013 0 comments

Memulai Bisnis Dari Nol (Bagian 6)



6. Proses Produksi
Tidak semua bisnis yang sukses adalah bisnis yang melibatkan proses produksi. Bahkan tidak sedikit yang sama sekali tidk melalukan proses produksi. Terutama pada bisnis yang fokus pada pemasaran barang dan bisnis jasa.
Namun pada umumnya ketika kita membicarakan usaha kecil maka persepsi sebagian masyarakat adalah produsen skala kecil. Misalnya usaha makanan dan kerajinan. Program pemerintah dalam membina UKM pun kebanyakan adalah pembinaan UKM yang memiliki kegiatan produksi.
Sesungguhnya persepsi ini keliru karena untuk menjadi pengusaha tidak harus menjadi produsen. Di Era Industri pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang memiliki sektor industri. Namun di era informasi seperti sekarang ini pengusaha sukses adalah  pengusaha yang menguasai informasi pasar, informasi perkembangan tren terbaru dan berbagai informasi lain mengenai dunia bisnis yang digelutinya. Persepsi bahwa usaha harus mempunyai unit produksi inilah yang menyebabkan anggapan setiap membangun usaha baru harus memiliki modal uang yang besar.
Artikel ini tidak menyinggung tentang bagaimana cara memproduksi sebuah barang namun lebih fokus bagaimana cara mengelola unit produksi supaya terjaga kualitas barang yang dihasilkan.
Di era persaingan yang ketat sekarang ini, kegiatan produksi adalah kegiatan yang bersifat reaktif . Berbeda dengan Pemasaran dimana kegiatannya bersifat proaktif, karena dalam kondisi usaha bagaimanapun pemasaran harus selalu dilakukan. Lakukanlah proses produksi ketika anda sudah menguasai pasar tempat menyalurkan barang hasil produksi anda.
Sangat tidak disarankan anda melakukan proses sebaliknya. Berproduksi dulu baru kemudian mencari pasar bagi produk anda. Jika produk anda bersifat spesifik maka anda bisa memulai produksi dalam skala yang kecil, terbatas hanya untuk membuat contoh produk.
A.   Bahan Baku yang Baik.

Sebagai pelaku usaha pemula tentu anda belum dikenal oleh pasar, untuk itu anda perlu membangun kepercayaan bahwa produk yang anda hasilkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pelanggan, dengan harga yang wajar.
Produk yang berkualitas tentu berasal dari bahan baku yang berkualitas. Maka sangat disarankan sebelum proses produksi dimulai anda harus mencari beberapa pemasok bahan baku agar anda bisa membandingkan pemasok mana yang bisa mensuplai bahan baku dengan kualitas terbaik dengan harga yang paling wajar. Lebih baik lagi jika dapat memberikan tenggat waktu pembayaran. Selain itu dengan  memiliki beberapa pemasok yang berbeda, anda tidak akan tergantung hanya pada satu pemasok saja jika ada masalah keterbatasan ketersediaan bahan baku.

B.   Proses Produksi Yang Terstandar.

Dengan bahan baku yang anda miliki tentu anda tidak menginginkan terjadinya kegagalan selama proses produksi berlangsung. Untuk itu anda wajib memiliki standar pengerjaan sehingga hasil produksi hari ini tidak akan berbeda dengan hasil produksi esok hari.
Misalnya pada usaha pembuatan kue kering, anda perlu menstandarkan berapa gram tepung yang digunakan, berapa lama telur dikocok atau berapa suhu oven pemanggangan dan sebagainya.
Proses produksi yang jelas dan terukur akan memudahkan jika suatu saat anda mendelegasikan tugas unit ini kepada karyawan anda.
Manfaat lain standarisasi adalah untuk menghindari komplain dari pelanggan akibat kualitas produk yang mereka pesan berbeda dengan contoh yang pernah diajukan pada saat penawarkan produk.

C.   Pengemasan

Kemasan adalah image produk dan perusahaan anda. Untuk itu pemilihan kemasan biasanya bukan hanya melibatkan unit produksi tetapi juga unit pemasaran dan penjualan. Pilihlah kemasan yang memiliki nilai unik sehingga produk anda bisa dikenali pelanggan dengan cepat
Kemasan yang baik harus melindungi produk anda dari kontaminasi lingkungan sekitar. Kemasan selain mencantumkan informasi standar seperti nama produk, logo perusahaan dan cara menggunakan produk,  sebaiknya juga mencantumkan tanggal produksi, tanggal kadaluarsa dan batch number agar jika terjadi komplain atas produk tersebut anda dengan mudah mengetahui pernyebab cacat produk anda.
Tahapan pengemasan seringkali dianggap sepele. Saya sering melihat betapa banyak dilakukan kesalahan pada tahapan ini.  Lakukanlah proses pengemasan dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian. Karena inilah bagian akhir dari tahapan produksi. Anda tentu tidak ingin segala aktifitas dari pemilihan dan belanja bahan baku hingga produksi menjadi sia-sia karena proses pengemasan yang serampangan. Selain itu pengemasan yang buruk mempercepatan proses kerusakan sebuah produk.
D.   Penyimpanan

Penyimpanan tidak kalah penting. Anda perlu memperhatikan dengan serius berbagai faktor yang menyebabkan bahan baku dan bahan jadi hasil produksi menjadi rusak. Kebersihan, suhu udaha, kelembaban, cahaya matahari dan sebagainya pada lokasi penyimpanan barang.
Karena tentu anda tidak ingin persediaan bahan baku yang sudah dibeli menjadi rusak sebelum diproses menjadi bahan jadi. Begitupun produk jadi yang disimpan sementara sebelum didistribusikan, diharapkan sampai dengan baik ketangan pelanggan anda.
E.    Sistem Kontrol.

Sangat penting untuk memiliki sistem kontrol untuk memantau proses produksi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan pesanan pembeli. Kontrol perlu dilakukan dari mulai pemilihan dan pembelian bahan baku, proses produksi, pengemasan, penyimpanan hingga distribusi. Prinsip sistem ini adalah menentukan titik-titik kritis yang mempengaruhi hasil produksi. Namun buatlah sistem kontrol secara sederhana sehingga tidak menambah pekerjaan baru bagi anda. 

Bersambung...

Wednesday, April 10, 2013 0 comments

Memulai Bisnis Dari Nol (Bagian 5)


InterNations.org


5.       Sumber Daya Manusia

Ada 3 aset terpenting perusahaan yaitu
1) SDM,
2) SDM, dan
3) SDM
SDM yang dibahas dalam artikel ini hanya terbatas pada anda sebagai pemilik usaha sekaligus pemimpin kegiatan usaha, dan karyawan.
Karyawan bagi sebuah perusahaan adalah  modal atau aset yang bernilai yang dapat dilipatgandakan, dikembangkan dan sebaiknya tidak dianggap sebagai liability (beban,cost).
Karyawan yang bekerja dengan baik, jujur dan  loyal membuat anda tenang mendelegasikan sebagian kegiatan usaha anda kepadanya.  Dengan memiliki karyawan yang cakap dan terpercaya maka usaha anda akan lebih cepat berkembang dibandingkan anda mengelola usaha anda seorang diri.
Saat sarapan pagi di depan komplek tempat tinggal saya, di Islamic Village-Karawaci, saya berkesempatan berbincang dengan seorang penjual mie ayam. Saya tahu persis, biasanya pada siang  hari seluruh mie yang dijual akan habis terjual.
“Bang, sehari bisa menjual berapa porsi?” tanya saya.
“Kalau hari biasa saya persiapkan untuk 100 porsi. Kalau Sabtu dan Minggu 150 porsi” Katanya. Harga perporsi 7000 rupiah.
“Selalu habis, Bang?”
“Alhamdulillah, hampir selalu habis, Bu.” Jawabnya dengan wajah berseri-seri.
“Ini dagangan punya Abang sendiri?” Tanya saya lebih lanjut.
“ Ya Bu, punya sendiri.” 
“Selain disini, jualan dimana lagi?” Wah, kalau Abang ini punya 2 gerobak mie ayam saja, omsetnya sehari bisa lebih dari 1 juta rupiah.
“Disini saja Bu. Repot. Susah cari orang yang bisa dipercaya.” Si Abang menggeleng kepala. Karena saya lihat ia makin sibuk melayani maka wawancaratersebut saya akhiri. Lagipula mangkok mie ayam saya sudah kosong. Saatnya saya  bayar  makanan tersebut dan pulang.
Saya seringkali  mengadakan wawancara singkat seperti ini kepada pedagang-pedagang kakilima yang saya lihat ramai pembelinya.
Sebagian dari mereka sudah menjalani usahanya selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Hasil penjualan mereka bagus namun tidak berkembang. Sekalipun ada kenaikan pemasukan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, lebih karena disebabkan naiknya harga jual mereka –misalnya tahun lalu harga semangkok mie ayam 6000 rupiah, tahun ini menjadi 7000 rupiah-. Sedangkan kapasitas produksi mereka sudah sulit ditambah karena keterbatasan SDM. 



Para pelaku usaha seperti pedagang mie ayam dalam ilustrasi diatas, bisa jadi memiliki karyawan. Namun karyawan mereka bertugas hanya sebagai pembantu saja sedangkan pekerja utama adalah dirinya sendiri.
Hakekatnya wirausaha atau entrepreneur adalah pemilik bisnis, dimana usaha yang dijalankan diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya, keluarga dan masyarakat. Bukan sekedar seseorang yang membuka kesempatan bekerja untuk dirinya sendiri.
Jika ingin usaha anda berkembang saran saya rekrutlah karyawan. Lalu didiklah  mereka sehingga semakin lama struktur usaha anda akan makin berkembang seiring meningkatnya tanggung jawab karyawan anda.
“Usaha saya baru mulai, bagaimana mungkin merekrut karyawan?”  
Anda yang paling tahu kapasitas diri dan usaha anda.             
Saat memulai bisnis kami, saya dan suami melakukan seluruh pekerjaan. Dari mulai memilih  dan membeli bahan baku, memproduksi hingga mengantar barang ke pelanggan sampai menagih pembayaran. Namun, semakin besarnya kapasitas usaha maka kami mulai merekrut karyawan.
Sebelum merekrut karyawan, terlebih dahulu Anda perlu menentukan kriteria karyawan yang akan di rekrut. Ada 7 C yang perlu anda pertimbangkan.
1.       Capability,  kemampuan nalar, kecerdasan, cara berpikir sistematis.
2.       Capacity,kemampuan menangani dan menyelesaikan masalah, menghadapi beban kerja yang tinggi dan kemampuan menentukan prioritas.
3.       Character,atau watak. Sikap, tingkah laku, sopan santun dan cara mengendalikan emosi
4.       Credibility,kriteria ini memperlihatkan sikap dapat dipercaya, dan kemampuan mengemban tugas.
5.       Comitment,  kesungguhan menyelesaikan tugas, dan keinginan untuk memajukan perusahaan
6.       Creativity, kreatifitas. Karyawan yang kreatif akan mampu menyelesaikan tugas dengan lebih efisien dan efektif.
7.       Compatibility, kemam-puan bekerjasama dengan orang lain.
Jika kriteria 1 dapat dilihat dari nilai ijazahnya. Namun kriteria 2 sampai 7 dapat diketahui melalui sesi wawancara dalam suasana yang santai, agar calon karyawan dapat secara lancar dan tidak tegang  menceritakan nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya. Sehingga pemilik usaha bisa menentukan diantara para pelamar kerja, yang manakah yang paling cocok untuk di rekrut sebagai karyawan.


Yang harus anda lakukan setelah merekrut karyawan yang tepat adalah anda harus   mampu mengelola  karyawan anda.
Seorang pemilik usaha harus memiliki leadership agar karyawan terpacu untuk maju bersama perusahaan..
Jika anda mampu mengelola karyawan dengan baik maka kemungkinan berikut tidak terjadi,
1.                  Anda merasa khawatir karyawan tidak bekerja dengan baik tanpa pengawasan anda selain itu anda tidak perlu mendominasi seluruh keputusan-keputusan “kecil” dalam usaha anda.
2.                  Sistem dan prosedur tidak berjalan karena segala hal tergantung pada anda
3.                  Karyawan tidak diberdayakan untuk bertanggung jawab. Karena karyawan hanya bekerja tanpa didik untuk meningkatkan produktivitas dan bertanggung jawab terhadap petugas.
4.                  Karyawan sangat bergantung pada keberadaan anda. Ketika anda tidak berada dilokasi usaha maka kegiatan usaha akan terganggu.
Kepemimpinan yang efektif  akan memberi pengaruh ke orang lain dalam hal ini karyawan anda. Anda bisa berpengaruh jika anda sanggup memberikan pengaruh baik bagi diri anda sendiri. Pimpinlah dulu diri anda  Jadikan anda teladan bagi karyawan anda.  Jadikan diri anda sebagai orang yang pertama dan paling mematuihi sistem yang anda buat. Jika karyawan sudah memahami manfaat sebuah sistem maka mereka akan mematuhinya sekalipun tanpa kehadiran anda. 
Kepemimpian termasuk juga kemampuan mendelegasikan tugas. Anda tidak perlu khawatir, karyawan yang telah mendapat pendelegasian dan kepercayaan dari anda suatu saat akan pindah ke perusahaan lain atau mendirikan usaha sejenis. Karena bagaimanapun kompetitor akan selalu ada.
Delegasikan ke karyawan anda beberapa pekerjaan seperti pekerjaan yang bersifat  teknis, rutin, administrasi dan pekerjaan yang memberikan kesempatan pengembangan bagi SDM perusahaan anda.
Sebaliknya ada pula pekerjaan yang tidak bisa anda delegasikan seperti pembuatan peraturan dan kebijakan, penentuan sistem perusahaan, pekerjaan yang menuntut kualifikasi tinggi sementara tidak ada sorangpun karyawan anda yang memiliki kualifikasi tersebut, atau kegiatan menjembatani konflik antar karyawan.
Berikut ini beberapa tips agar anda sukses mendelegasikan tugas ke karyawan anda ,
1.                  Anda harus percaya bahwa pendelegasian tersebut merupakan langkah menuju sukses bagi usaha anda.
2.                  Anda harus sungguh-sungguh percaya kepada karyawan bahwa ia sanggup melaksanakan tugas tersebut.
3.                  Anda harus cukup sabar mendidik karyawan anda.. Sangat sulit menemukan karyawan yang langsung paham dan mengerjakan tugas persis seperti harapan anda.
4.                  Jelaskan hasil akhir yang anda harapkan. Namun biarkan karyawan berkreasi tentang bagaimana mengerjakan tugas tersebut. Agar mereka menjadi kreatif.  Namun, jika pekerjaan tersebut bersifat teknis maka anda harus memberikan detail prosedur pengerjaannya.
5.                  Buatlah sistem kontrol yang memungkinkan karyawan berkembang dengan baik. Sistem yang terkontrol bertujuan mengevaluasi kinerka karyawan dan kemajuan usaha anda.
6.                  Hindari mengambil alih pekerjaan yang sudah di delegasikan. Hal ini akan mengecewakan karyawan karena ia merasa dirinya dianggap tidak mampu bekerja dengan baik.

Bersambung....

Tuesday, April 9, 2013 0 comments

Siapkah Anda Menjadi Wirausaha?





Checklist
Siapkah Anda Menjadi Wirausaha?

Materi menarik yang saya dapatkan dari Wanita Wirausaha Femina-Bank Mandiri 2012 lalu,


Tabel berikut bisa membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta memberi gambaran apakah Anda sudah siap menjadi wirausaha. Cobalah bertanya kepada diri-sendiri apakah Anda punya sebagian atau semua keterampilan di kolom kiri. Lalu nilai tiap keterampilan itu dengan melingkari angka yang sesuai bagi Anda di kolom kanan.  Gunakan skala 1-5, dengan 1=rendah, 2=antara rendah dan sedang, 3=sedang, 4=antara sedang dan tinggi, dan 5 = tinggi.

KETRAMPILAN
RATING
Rendah                    Sedang                      Tinggi
Penjualan produk:
n        Penentuan harga
n        Pembelian bahan baku
n        Perencanaan penjualan
n        Negosiasi
n        Penjualan langsung ke pembeli
n        Tindak lanjut layanan konsumen
n        Menangani para tenaga sales
n        Memonitor kompetitor




1              2                   3                 4              5
Marketing:
n        Iklan/promosi/public relations
n        Perencanaan marketing tahunan
n        Perencanaan dan pemilihan media untuk iklan
n        Penulisan iklan
n        Strategi marketing
n        Perencanaan jalur distribusi
n        Penentuan harga
n        Kemasan




1              2                   3                  4              5
Perencanaan Keuangan:
n        Perencanaan arus kas
n        Manajemen keuangan bulanan
n        Hubungan dengan bank
n        Menangani kredit, utang-piutang


1              2                   3                  4              5
Akunting:
n        Pembukuan
n        Mencatat tagihan, pendapatan, pengeluaran
n        Laporan rugi-laba bulanan
n        Laporan pajak tahunan


1               2                  3                  4              5
Administrasi:
n        Pengaturan kerja
n        Manajemen gaji
n        Perhitungan benefit  untuk para karyawan

1               2                  3                  4              5
Manajemen Personil:
n        Merekrut karyawan
n        Memecat karyawan
n        Memotivasi semangat kerja karyawan
n        Ketrampilan manajerial umum


  1               2                   3                 4              5
Ketrampilan Pribadi:
n        Ketrampilan berpidato
n        Ketrampilan menulis
n        Ketrampilan komputer
n        Ketrampilan menjalankan program pengolah kata
n        Kemampuan menangani faks, e-mail, ketrampilan yang relevan dengan urusan kantor



  1               2                   3                 4             5
Hal-hal Lain:
n        Kemampuan bekerja lama dan lembur
n        Kemampuan mengelola risiko dan stres
n        Dukungan keluarga
n        Kemampuan menghadapi kegagalan
n        Kemampuan untuk bekerja sendirian
n        Kemampuan bekerja sama dalam tim



  1               2                    3                 4             5
Total
              
                         ______________

Setelah memberi angka penilaian pada tiap kolom, jumlahkan nilai yang diperoleh itu, lalu terjemahkan hasilnya dengan angka pembanding berikut:
·         Jika skor total kurang dari 20, sebaiknya pertimbangkan kembali niat Anda untuk berwirausaha.
·         Jika skor total 20-25, Anda termasuk kelompok yang sudah siap, namun sebaiknya luangkan waktu lagi untuk memperkuat bidang-bidang yang masih menjadi kelemahan Anda.
·         Jika skor total di atas 25, Anda sudah siap berwirausaha mulai dari sekarang.




InterNations.org



 
;